Categories Feature GameVerse

Sepucuk Surat Penggemar mengenai Ace Attorney

Alkisah, pada suatu hari di tahun 2015, aku sedang mencari daftar ROM Nintendo DS di rumah kawan. Dalam sebuah situs, aku menemukan bahwa mereka menyediakan gim Phoenix Wright: Ace Attorney yang dapat diunduh secara gratis.

Aku mengunduhnya, dan segera memainkannya melalui emulator. Entah apa yang terjadi denganku, aku langsung terkesima dengan penyajian gim ini. Perasaan menemukan kontradiksi dalam persidangan, dengan menguliti testimoni saksi satu demi satu untuk mencapai kebenaran, membuatku terkesan. Aku menghabiskan waktu seminggu, tidak keluar dari kamar kos, untuk menyelesaikan trilogi pertama Ace Attorney.

Kini, kabar bahagia kembali datang kepadaku. Gim Miles Edgeworth Investigations dan Gyakuten Kenji 2 akan dirilis dalam sebuah kompilasi berjudul Miles Edgeworth Investigations Collection. Para penggemar Ace Attorney merayakan hal tersebut, seperti yang diungkapkan @olidon90 dalam video trailer gim terbaru besutan Capcom tersebut, menyatakan bahwa “ACE ATTORNEY FANS FINALLY WON.

Reveal trailer gim Ace Attorney Investigations Collection (2024), courtesy of @AceAttorneyOfficial

Kegembiraan para fans tentu saja beralasan. Salah satu gim dalam Miles Edgeworth Investigations Collection, yakni Gyakuten Kenji 2, telah nyangkut di Jepang sejak 2011. Penjualan yang buruk gim Apollo Justice: Ace Attorney dan Miles Edgeworth Investigations di Barat membuat Capcom mengurungkan niat untuk melokalisasi gim tersebut. Satu-satunya cara untuk menikmati gim ini adalah melalui fan translation.

Setelah nyangkut selama lebih dari tiga belas tahun, Gyakuten Kenji 2, kini hadir dengan nama Miles Edgeworth Investigations 2: Prosecutor’s Gambit, hadir memanjakan para fans Ace Attorney di seluruh dunia. Akhirnya, mereka dapat melihat salah satu gim terbaik dalam franchise Ace Attorney mendapatkan rilis resmi di luar Jepang.

Bagi Capcom, popularitas Ace Attorney di luar Jepang tentu mengejutkan. Gim yang pada mulanya dirintis dengan budget dan tim developer seadanya ini berhasil meraih 11 juta sales di seluruh dunia, menjadikannya salah satu franchise dengan penjualan terbaik sepanjang masa.

Kekaguman terhadap Visi Shu Takumi

Kisah perjalanan Ace Attorney diawali pada tahun 2001. Gim ini dirilis di Jepang dengan judul Gyakuten Saiban pada 12 Oktober tahun tersebut untuk Gameboy Advance. Mengutip Daire Behan dalam artikel The Legacy of Phoenix Wright: Ace Attorney, 20 Years Later, gim ini baru dirilis untuk pasar internasional pada 2005, untuk Nintendo DS.

Shu Takumi, sosok penting di balik kemunculan Ace Attorney (dan juga nanti Ghost Trick: Phantom Detective), courtesy of Wikipedia

Shu Takumi adalah sosok visioner di balik Ace Attorney. Ketika ia menyodorkan ide untuk mengembangkan gim tersebut, ia mendapatkan penolakan dari jajaran petinggi Capcom. Dalam blog resmi Capcom USA, ia mengutarakan bahwa Capcom melihat konsep awal Ace Attorney sebagai “susah dan sangat rumit.” Bahkan, mereka menanyakan apakah para pemain harus memiliki pengetahuan dasar mengenai hukum sebelum dapat menikmati gim ini.

Namun, Takumi tetap jalan terus. Dengan tim beranggotakan tujuh sampai sepuluh orang, serta cita-cita mengembangkan gim misteri dan petualangan ketika bergabung dengan Capcom, Takumi bekerja menggarap Ace Attorney, hingga akhirnya bisa dinikmati gamers Jepang pada 2001.

Ketika gim ini dirilis untuk pertama kalinya, ia mendapatkan respon positif dari pers dan gamers. Famitsu, dalam ulasan untuk versi Gameboy Advance, mengatakan bahwa konsep persidangan menjadikan Ace Attorney sebagai gim yang sangat inovatif. Saya setuju dengan ini, mengingat gim ini mengemas courtroom drama yang cenderung membosankan menjadi penuh humor dan ketegangan. Lebih lanjut, dikatakan bahwa mengungkapkan kebenaran dengan membongkar berbagai kebohongan melalui barang bukti dan persidangan membuat Ace Attorney tampil sebagai “gim yang menggairahkan dan menyenangkan.”

Memperkenalkan Visual Novel ke Dunia Barat

Hal menarik lainnya yang membuat saya mengagumi Ace Attorney adalah gim ini tidak hanya tampil sebagai sebuah gim bertemakan hukum dan persidangan. Ia juga merupakan sebuah visual novel, salah satu genre gim yang mulai populer di kalangan gamers Barat.

Gameplay Ace Attorney, yang tampil sebagai sebuah visual novel (jangan khawatir, Trucy, kami akan menemukan celana dalammu!), courtesy of WayTooManyGames

Salah satu yang perlu dicatat dalam kesuksesan Ace Attorney adalah gim ini juga turut berkontribusi dalam mendorong penjualan visual novel di Barat. Gim visual novel seperti Danganronpa dan I Love You, Colonel Sanders! A Finger Lickin’ Good Dating Simulator sukes dirilis di pasar Amerika. Ace Attorney, yang mengembangkan visual novel dengan berbagai minigame ringan di dalamnya, menjadi titik penting bagi pengembangan visual novel, yang mulai menambahkan beberapa gameplay baru, seperti point-and-click dan hidden object.

Japanifornia, Dunia Penuh Name Pun

Proses mengungkap kebenaran dengan membongkar berbagai kebohongan para saksi dan pelaku dalam persidangan tidak hanya menjadi elemen menyenangkan gim Ace Attorney. Elemen lain yang membuat gim ini punya jejak yang penting dalam industri gim, dalam pandangan saya, adalah bagaimana tim localization membawa gim ini untuk pasar internasional.

Desa Kurain, sebuah pedesaan Jepang yang dikemas sebagai sebuah desa para imigran Jepang dalam versi internasional, courtesy of Schule im Aufbruch – Österreich

Tim localization tidak memindahkan setting Jepang begitu saja ketika merilis gim ini untuk gamers Barat. Mereka memindahkan setting utama gim ini, dari Jepang ke Los Angeles, California (terkadang disebut Japanifornia). Berbagai kultur Jepang yang unik dalam Ace Attorney, terutama dalam Justice For All dan Trials and Tribulations, dituliskan sebagai pengaruh imigran Jepang di Amerika Serikat.

Tidak hanya setting, nama seluruh karakter dalam gim ini juga ter-Amerika-kan. Secara kreatif, proses Amerikanisasi Ace Attorney menciptakan berbagai name pun, permainan nama, bagi setiap karakter dalam gim ini. Sebagai contoh, jaksa Yumihiko Ichiyanagi dalam Gyakuten Kenji 2 dirubah menjadi Eustace Winner, name pun untuk useless winner. Nama tersebut menggambarkan sosoknya yang sok tahu, merasa dirinya sebagai jaksa terbaik, meski kenyataan ia adalah sosok tak berguna.

Eddie Fender, nama resmi Tateyuki Shigaraki dalam versi internasional (Man, aku akan merindukan Uncle Raymond Shield), courtesy of Reddit

Tidak hanya Eustace, Tateyuki Shigaraki, pemilik Edgeworth and Co. Law Offices dalam Gyakuten Kenji 2, berubah menjadi Eddie Fender. Nama ini merupakan name pun dari a defender, mengingat ia adalah seorang pengacara, menjadi penerus Gregory Edgeworth.

Amerikanisasi gim Ace Attorney oleh tim localization, bagi seorang penggemar seperti saya, menjadikan berbagai humor dalam gim ini sesuai dengan kebudayaan gamers Barat. Ia tampil sebagai nilai khas, menjadikannja gim yang tidak hanya dibawa dari Jepang ke Amerika, tetapi juga melalui proses penyesuaian sehingga menjadi sebuah Japanifornia.

Bagi saya, Ace Attorney tidak hanya sebuah gim mengenai dunia hukum dan persidangan. Ia telah menjadi bagian dari hidup saya, mengilhami saya untuk terus berada sedekat mungkin dengan kebenaran. Jika ada sesuatu yang menjadi penerang bagi saya hingga sampai di tahap ini, ia adalah Ace Attorney

Written By

Lich King (Editor) at Monster Journal.
Mostly writing about social and culture.
Also managing a site and community related to history.
Used to work as a journalist. Now working as a history teacher.

(prima.cahyadi.p@mail.ugm.ac.id)

More From Author

Subscribe
Notify of
guest
2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
igamingpro
igamingpro
4 months ago

Thank you for the auspicious writeup It in fact was a amusement account it Look advanced to far added agreeable from you However how can we communicate

trackback
1 month ago

[…] ini pernah diterbitkan di Monster Journal dengan judul yang sama pada 20 Juli […]

You May Also Like