Categories Essay Focus

Memandang Drama Korea Melalui Kacamata Romantisisme

Drama Korea menjadi salah satu fenomena populer yang mendunia. Selain karena ceritanya yang dikemas dalam jumlah singkat dengan rata-rata 12 hingga 20 episode, cerita yang dibawa selalu mampu memainkan perasaan penonton dengan kisah romansa yang unik dan beragam. Selain itu, sinematografi menjadi salah satu faktor pendukung drama Korea dicintai khalayak, serta pembawaan karakter yang kuat berhasil menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan.

Tidak semata-mata menjadi hiburan, drama Korea turut menjadi medium yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan konflik-konflik sosial. Melonjaknya popularitas drama Korea telah mempertemukan penonton dengan keindahan estetika serta kompleksitas cerita yang seringkali melampaui genre dan plot pasaran di televisi. Drama Korea telah menunjukkan fleksibilitas dan daya tariknya sebagai bagian dari Hallyu yang mengglobal.

Kesuksesan drama Korea tidak terlepas dari kemampuannya dalam menjangkau berbagai kelompok usia dan latar belakang budaya. Dengan tema-tema universal seperti cinta, persahabatan, keluarga, hingga perjuangan hidup, drama Korea berhasil menciptakan ikatan emosional mendalam dengan penontonnya. Di sisi lain, kualitas produksi menjadi faktor penting yang turut menaikkan popularitasnya. Dengan penggunaan sinematografi yang indah, pemilihan lokasi yang menawan, dan ragam perhatian terhadap hal-hal kecil ini dapat menarik secara visual. Ditambah lagi, pengembangan karakter yang mendalam memberikan dimensi emosional yang mengajak penonton merasa terlibat secara personal.

Melihat betapa berbakatnya drama Korea menyentuh hati dan perasaan penonton, hal ini dapat dianalisis melalui kacamata Romantisisme. Dilansir dari Gramedia.com, Romantisisme telah muncul di Eropa Barat pada abad ke-18. Aliran ini merupakan respons terhadap upaya rasionalisasi alam dalam seni dan sastra. Gerakan ini memberikan penekanan besar pada kekuatan emosi sebagai sumber pengalaman estetika, termasuk perasaan gentar, kagum, dan keterpukauan yang muncul saat seseorang berhadapan dengan keagungan alam.

Elemen-elemen yang muncul dalam drama Korea dapat dipandang melalui sudut pandang Romantisisme, seperti contohnya pada drama berjudul ‘Crash Landing on You’, di mana latar pegunungan Swiss dan pedesaan Korea Utara memberikan nuansa keindahan alam yang menyatu dengan perjalanan emosional para tokohnya. Alam di sini tidak hanya berfungsi sebagai latar, tetapi juga sebagai simbol harmoni dan ketenangan yang menjadi ciri khas romantisisme.

Seo Ye Jin & Hyun Bin. Source: Crash Landing On You.

Selain itu, Romantisisme juga menunjukkan idealisme. Hal ini biasanya dimunculkan pada karakter utama yang sering digambarkan dengan cita-cita dan tekad yang tinggi, meski harus menghadapi berbagai rintangan. Sebagai contoh, dalam drama ‘Itaewon Class’, Park Saeroyi menunjukkan perjuangan tanpa henti untuk mewujudkan mimpinya, meskipun ia menghadapi ketidakadilan sosial dan perlawanan dari kekuatan yang lebih besar. Gambaran ini mencerminkan pandangan romantik tentang pencarian tujuan hidup yang lebih besar dari sekadar materi.

Tema kebebasan individu juga merupakan bagian penting dari romantisisme, dan ini sering kali diangkat dalam drama Korea. Dalam ‘My Liberation Notes,’ terlihat bagaimana karakter berjuang untuk melepaskan diri dari belenggu kehidupan yang monoton dan mencari makna hidup yang lebih mendalam. Kebebasan individu di sini tidak hanya soal melawan norma sosial, tetapi juga menemukan kebahagiaan dan kedamaian batin.

Di samping itu semua, Romantisisme juga sering kali mengangkat tema pemberontakan terhadap rasionalitas yang kaku, pun Romantisisme mengaburkan batas antara realitas dan imajinasi sehingga dapat memandang hal-hal magis, fantasi, supernatural, dan mistis. Contohnya pada drama berjudul ‘Hotel Del Luna’ yang memadukan unsur mistis dan supernatural. ‘Hotel Del Luna’ membawa kisah tentang seorang pencabut nyawa yang memiliki dunia tak kasat mata dan hanya dapat disambangi oleh roh-roh tak bernyawa. Pendekatan ini menunjukkan bagaimana drama Korea, seperti karya-karya romantik yang berusaha melampaui batasan logika untuk menciptakan pengalaman magis bagi penontonnya.

Hotel Del Luna. Source: VIU.

Dalam perspektif Romantisisme, drama Korea tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai medium yang menggambarkan emosi, imajinasi, dan idealisme yang mendalam. Penekanan pada pengalaman estetika yang memikat, seperti hubungan manusia dengan alam, kebebasan individu, dan pemberontakan terhadap norma, mencerminkan nilai-nilai inti dari gerakan ini. Dengan pendekatan yang mengedepankan emosi dan kedalaman cerita, drama Korea berhasil menghadirkan pengalaman menonton yang tidak hanya memuaskan secara visual tetapi juga membangkitkan refleksi mendalam tentang kehidupan dan eksistensi manusia.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa drama Korea, melalui berbagai elemen naratif dan visualnya, telah menghidupkan kembali semangat Romantisisme dalam konteks modern. Baik melalui keindahan alam yang menjadi latar cerita, perjuangan karakter yang melambangkan idealisme, maupun eksplorasi sisi imajinasi yang melampaui logika, drama Korea menawarkan bentuk seni yang tidak hanya relevan secara budaya tetapi juga universal dalam pesan dan daya tariknya. Penontonnya diajak tidak hanya menikmati cerita, tetapi juga merenungkan nilai-nilai yang lebih besar dalam kehidupan.

Petricia Putri Marricy
IG: @mricyls
E-mail: petriciamarricy@gmail.com

Written By

The Monster Army

The Monster Army (Junior Writer Interns) at Monster Journal.
The force behind the steady growth of Monster Journal and currently undergo a training and mentoring under the Editors of Monster Journal.
Most of the writers are students in high-school, university, and even fresh graduates.

More From Author

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

You May Also Like