Categories Film Review

Doctor Strange, Anomali Superhero Dengan Tampilan Elegan

Setelah kesuksesan Captain America : Civil War yang menghadirkan banyak superhero dalam satu film ditambah efek-efek blockbuster ciri khas film superhero, sebenarnya tidak sulit membayangkan film-film Marvel berikutnya.

Dengan gimmick yang sama ledakan, gedung hancur, masyarakat sipil berlarian kebingungan, dan ditambah senjata canggih, superhero mana lagi yang akan diperontonkan oleh Marvel dalam film selanjutnya? Meskipun menggunakan gimmick yang sama setidaknya skrip yang bagus akan menghasilkan film yang bagus juga.

Doctor Strange adalah pembuktian bahwa perkiraan saya salah. Setelah perdebatan ideologi besar tentang status quo superhero dalam Civil War, Marvel menghilangkan segala gimmicknya melalui sosok Stephen Vincent Strange (Benedict Cumberbatch) sebagai protagonis dalam film superhero terbaru Marvel berjudul Doctor Strange dan membuat film ini menjadi sebuah anomali dalam deretan film superhero.

Stephen Strange tampil dengan gaya playboy sosialita arogan nan flamboyan seperti Tony Stark ataupun Bruce Wayne. Namun Stephen Strange memiliki pandangan dan pola pikir yang lebih pessimis saat menghadapi masalah dibanding kedua karakter terssebut.

Film ini dimulai dengan memperlihatkan sosok Stephen Strange sebagai seorang dokter bedah dengan tingkahnya yang arogan dan percaya diri tinggi akan kemampuannya dalam sebuah adegan yang dikemas komedi. Berdebat tentang lagu dalam sebuah ruang operasi. Sikap angkuh yang sangat PD ini cukup mirip dengan pembawan Benedict Cumberbatch saat memerankan Sherlock Holmes dalam serial Sherlock.

Malam harinya ia berubah dari seorang dokter menjadi seorang flamboyan. Memiliki janji kencan dengan rekan kerjanya yang bernama dokter Christine Palmer (Rachel McAdams), Stephen Strange memacu kencang mobil super miliknya, namun saat menyetir perhatiannya teralihkan oleh pesan yang diterima dari rumah sakit dan ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan sarafnya rusak dan tangannya tidak bisa berfungsi normal. Sebagai seorang dokter bedah, baginya ini seperti akhir hidup dirinya.

Moral lesson : if you text and drive you’ll have a small chance to be a superhero. But most of time you will just end up dying or at least some parts of your body will be disabled. So, just don’t text and drive.

Berbagai operasi dan upaya medis dilakukan Stephen Strange untuk menyembuhkan kelainan sarafnya hingga ia tak memiliki harta lagi, namun tak ada yang berhasil. Kemudian ia mendengar tentang pengobatan dengan konsep spiritual yang ada di Tibet, dan Stephen Strange memutuskan untuk pergi kesana.

Bagian awal film ini memang berjalan cukup lambat, namun itu justru memberi ruang untuk memperkenalkan setiap karakter lebih dalam terutama karakter utamanya beserta berbagai permasalahan personalnya.

Di Tibet ia bertemu dengan orang berpenampilan layaknya biksu Budha bernama The Ancient One (Tilda Swinton) bersama para pemimpin kuil lainnya seperti Baron Mordo (Chiwetel Ejiofor) dan Wong (Benedict Wong). Disana ia mendapat pelajaran tentang pengendalian spiritual, roh, dan kekuatan astral. Dalam hal ini juga film Doctor Strange menampilkan hal menarik yang berbeda dari cerita Marvel lainnya. Jalan hidup, pola pikir karakter Doctor Strange beserta para tokoh lainnya sangat banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai filosofis Asia. Perginya Stephen Strange ke tibet juga berawal dari kegagalan kemampuan medis ala dunia barat.

Dibawah bimbingan The Ancient One, saat mempelajari tentang kekuatan magis, Stephen Strange juga akhirnya menyadari tentang keadaan bumi yang terancam dari makhluk astral kuat beserta para penyihir lainnya.

Pada bagain penyelesaian konflik hingga klimaks inilah yang memperlihatkan pertempuran Doctor Strange dengan musuh-musuhnya. Menarik, dibandingkan bertarung menggunakan sihir, para tokohnya lebih terfokus dengan menggunakan sihir untuk menciptakan senjata lalu bertarung dengan senjata tersebut. Pertarungan mereka juga dilakukan di dimensi lain hasil kekuatan sihir yang tidak mempengaruhi kerusakan dunia manusia.

Yang menarik juga dari film ini adalah setiap sihir bentukan CG dalam film ini benar-benar dikemas artistik dan terlihat surealis. Mulai dari penataan garis, pola bentuk, juga warna. Hasil surealis yang juga memberikan efek psychedelic. Mulai dari kostum, hingga kekuatan sihir pembentuk senjata, maupun pembentuk dimensi yang membuat bumi seolah terlipat-lipat. Tertata rapih, berwarna, dan elegan.

Pada bagian akhir memang terlihat sebuah gedung di dunia manusia hancur. Namun toh, Doctor Strange berhasil mengatasi masalah tersebut dan mengembalikan gedung kedalam kondisi semula. Jadi bisa dianggap tidak ada gedung hancur dalam film superhero Marvel yang satu ini.

Meskipun dalam film ini Doctor Strange berhadapan dengan Kaecilius (Mads Mikkelsen) sebagai tokoh antagonis utama, namun konflik sebenarnya bukanlah Doctor Strange melawan Kaecilius atau penyihir lainnya, melainkan melawan dirinya sendiri. Bagaimana ia memandang dunia ketika ia merasa hidupnya sudah berakhir.

Doctor Strange adalah sebuah anomali dalam deretan film-film superhero Marvel dengan hasil yang memuaskan. Pemilihan superhero ini untuk dimunculkan kedalam film juga adalah sebuah langkah yang cerdas dan berani. Tak lupa pemilihan para aktor untuk bermain dalam film ini juga perlu diakui keberhasilannya.

Tanpa adanya ledakan-ledakan ala film blockbuster, film ini tetap mampu menunjukan cerita dan kesan menarik dari sebuah film superhero. Ditambah berbagai CG warna-warni elegan nya yang mampu memanjakan mata. Well this movie also prove that well-made CG is a great supporter for good script, not the other way around.

 

Our Score (8,5/10)

 

Judul                     : Doctor Strange
Produksi               : Marvel Studio
Produser               : Kevin Feige
Sutradara            : Scott Derrickson
Pemain                 : Benedict Cumberbatch, Tilda Swinton, Rachel McAdams, Chiwetel Ejiofor, Benedict Wong, dan Mads Mikkelsen

 


Oleh : Putu Radar Bahurekso
t : @puturadar | ig : putu.radar


 

Written By

Demon Lord (Editor-in-Chief) of Monster Journal.
Film critics, and pop-culture columnist.
A bachelor in International Relations, and Master's in Public Policy.
Working as a Consultant for Communications and Public Affairs.

(radarbahurekso@gmail.com)

More From Author

Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Pieregistrējieties, lai sanemtu 100 USDT
Pieregistrējieties, lai sanemtu 100 USDT
9 months ago

Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me. https://accounts.binance.com/lv/register-person?ref=S5H7X3LP

You May Also Like