Alih-alih berfokus pada kisah horror, Mangkujiwo 2 justru menitikberatkan cerita pada konflik politik dan kekuasaan Jawa tempo dulu dengan latar tahun 60an – 70an. Elemen horror disini hanya menjadi pelengkap dan juga sub-plot pendukung pada cerita utama. Mangkujiwo 2 menyajikan penampilan yang unik dalam menampilkan elemen horror.
Seperti film-film politik yang sarat akan konflik kekuasaan pada banyak film barat atau film Jepang berlatar tokoh samurai. Biasanya terdapat kelompok yang akan menyerang kelompok lainnya dengan senjata, baik dengan pistol, pedang ataupun panah.
Premis yang sama bisa kita temukan pada film Mangkujiwo 2. Namun, film ini tidak menggunakan elemen aksi sebagai pendukung cerita, sehingga kita akan jarang melihat aksi baku hantam. Film ini menggunakan elemen horror sebagai medium ‘senjata’ untuk saling berhadapan.
Film ini melanjutkan cerita dari film pertamanya yang tayang pada 2020 lalu. Mangkujiwo 2 bercerita tentang kelompok sekte Mangkujiwo dibawah pimpinan Romo Brotoseno (Sujiwo Tejo) yang semakin berjaya. Terlebih setelah kematian rival mereka yakni kelompok Tjokrokusumo.
Kelompok Mangkujiwo memiliki senjata yang kuat dalam menghabisi musuh mereka yakni kuntilanak yang kerap melindungi Uma (Yasmin Jasem). Romo terus memanfaatkan kekuatan Uma dalam menghabisi saingan mereka dan mendapatkan kekayaan yang lebih banyak lagi.
Disisi lain terdapat seorang wartawan foto bernama Rimba (Marthino Lio) yang memiliki hubungan asmara dengan Uma. Rimba adalah anak dari seorang pengusaha bioskop yang ingin membalaskan dendam ayahnya yang dulu dibunuh oleh seorang Jendral.
Dua hal tersebut yang menjadi narasi utama film Mangkujiwo 2. Yakni usaha Romo dalam meningkatkan pundi-pundi kekayaannya dan Rimba dalam mencari tahu tentang kematian ayahnya. Dimana kedua hal ini nantinya saling berhubungan.
Berdasarkan bagaimana cerita film ini berjalan, bisa dibilang bahwa Mangkujiwo 2 adalah film politik ketimbang film horror. Meskipun dalam berbagai presentasi dan branding film Mangkujiwo 2 sangat menitikberatkan pada elemen-elemen horror.
Unsur politik dan kekuasaan menjadi premis utama dari cerita film ini, dan horror hanyalah menjadi pelengkap atau pemanis. Mungkin inilah yang menjadi keunikan dari film Mangkujiwo 2. Lebih lagi Mangkujiwo 2 juga bisa dianggap sebagai salah satu film horror unik dari banyaknya film horror di Indonesia.
Melalui film Mangkujiwo ini kita bisa melihat beberapa hal tentang film horror Indonesia. Pertama kita bisa melihat bahwa dalam film yang memiliki genre horror, unsur horrornya tidak perlu menjadi genre utama. Horror bisa berperan sebagai unsur pendukung cerita utama atau bahkan hanya sekedar pemanis.
Berikutnya adalah kita bisa melihat bahwa akhirnya film horror di Indonesia bisa bergeser dari unsur-unsur yang selama ini selalu menghiasi film horror local. Sebut saja seperti narasi melanggar tabu, kutukan, kesurupan, pertarungan antara kebaikan dan setan, kekuatan doa, ataupun ritual terlarang.
Mangkujiwo membawa sosok Kuntilanak sebagai senjata layaknya pedang, pistol, ataupun panah dalam menghabisi musuh mereka. Hal ini merupakan suatu hal yang membuat film ini unik dan juga atraktif. Terlebih dengan latar Jawa tempo dulu yang membuat visual dan tata kostum film ini juga tampil lumayan keren dan necis.
Kita tidak perlu menonton Mangkujiwo pertama terlebih dahulu untuk bisa menikmati film Mangkujiwo 2. Mangkujiwo 2 memiliki alur yang membuat film ini tampak seperti sebuah film tersendiri, namun disisi lain film ini juga memiliki banyak adegan flashback yang memperlihatkan cerita pada film pertamanya.
Hal ini bisa dikatakan baik untuk para penonton setidaknya mengetahui tentang apa yang terjadi pada film pertama Mangkujiwo, namun unsur flashback ini juga yang menjadi kekurangan terbesar dari film Mangkujiwo 2. Film ini terlalu memiliki banyak flashback sehingga sering kali mengganggu jalannya plot utama.
Tidak hanya itu, beberapa kali kita akan mendapati beberapa bagian cerita memiliki alur yang tiba-tiba berpindah atau melompat, dimana hal ini cukup mengganggu penonton dalam memahami logical reasoning atau decision making process dari berbagai tindakan yang terjadi.
Mangkujiwo 2 memiliki pendekatan yang menarik sebagai film politik kekuasaan yang dikemas dan di-branding secara horror. Sebuah upaya yang patut dihargai dalam menyajikan cerita horror yang dimana tidak lagi berfokus untuk sekedar menakut-nakuti atau bikin kaget penonton. Meski demikian masih banyak kekurangan dalam penceritaan yang dimiliki oleh Mangkujiwo 2.
Our Score (7/10)
Judul: Mangkujiwo 2
Produksi: MVP Pictures
Sutradara: Azhar Kinoi Lubis
Cerita: Dirmawan Hatta
Pemeran: Sujiwo Tejo, Yasamin Jasem, Marthino Lio, Karina Suwandi, Djaenar Maesa Ayu