Meme sudah menjadi bentuk interaksi masyarakat ketika berkomunikasi di internet. Dalam meme, terdapat beberapa diversifikasi berdasarkan genre, seperti Wojak, Rage Comic, dan lainnya. Salah satu genre meme yang masih menjadi pembicaraan warganet di internet adalah thugposting atau meme pria kulit hitam.
Sebagai pengguna internet, Anda mungkin pernah melihat beberapa warganet yang menggunakan gambar pria kulit hitam dengan berbagai pose untuk menyampaikan pesan tertentu? Jika pernah melihatnya, dan mungkin Anda ikut mengeluhkan gambar-gambar tersebut, Anda tidak sendirian.
Dalam sebuah postingan Facebook, seorang pengguna FB dengan nama akun Grisha Grigory mengeluhkan stiker pria kulit hitam dalam berinteraksi di media sosial. Stiker-stiker tersebut, seperti Farhan Kebab, Aku jg mw, dan Apa coba, membuat orang lain mengiranya sebagai jomok, istilah warga Facebook yang merujuk kepada kaum homoseksual.
Hal serupa juga dikeluhkan seorang pengguna FB lainnya. Melalui sebuah video TikTok yang ia bagikan di akun pribadinya, ia mengungkapkan keluhan kepada teman-teman internetnya yang masih menggunakan gambar orang kulit hitam jomok untuk berinteraksi di internet. Menurutnya, postingan tersebut merupakan pertanda bahwa penggunanya adalah pendukung kaum homoseksual.
Apakah benar menggunakan meme dan stiker pria kulit hitam dalam berinteraksi di media sosial merupakan dukungan terhadap kaum homoseksual? Atau, ia merupakan cara warganet Indonesia berpendapat mengenai sebuah isu secara santai dan ringan? Atau justru warganet menafsirkan meme dan stiker pria kulit hitam secara berlebihan?
Mengutip situs Know Your Meme, thugposting merupakan sebuah genre shitposting, bait-and-switch dan meme ironi yang menggunakan video maupun gambar pria kulit hitam. Thugposting mencoba untuk memaknai kembali dan mengalihkan aspek pornografi dalam sumber asal meme tersebut dan stigma pria kulit hitam yang sering diposisikan sebagai hipermaskulin.
Thugposting menghasilkan beberapa sub-genre meme populer, seperti Ambatukam, Thug Shaker, dan Brandon Curington The Erotic Barber, atau yang lebih dikenal sebagai Rusdi Ngawi. Hingga kini, ketiga jenis meme tersebut masih tetap digunakan oleh warganet Indonesia, baik sebagai konten audio-visual maupun sebagai image reaction untuk menanggapi sebuah postingan.
Popularitas thugposting menghasilkan komunitas khusus di internet. Mereka, yang bersatu dalam grup Facebook Sungut Lele, secara aktif mengolah berbagai video dan gambar pria kulit hitam sebagai meme. Dengan menyasar pengguna internet generasi muda, mereka aktif membagikan konten-konten thugposting, baik di dalam maupun di luar grup.
Salah satu contoh konten produksi Sungut Lele adalah sebuah video yang diunggah Alex Dani dalam grup Sungut Lele 2.0. Dalam video tersebut, yang menampilkan Ambatukam sedang bermain saxophone, mencoba mengajak anggota grup untuk menghindari maksiat dan tetap mengingat kuasa Tuhan yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.
Contoh lainnya mengenai konten komunitas Sungut Lele yakni video yang diunggah oleh Rohan Farel Assyarief dalam grup yang sama. Dalam video tersebut, ia merayakan pencapaian grup Sungut Lele 2.0 yang sudah mencapai 20 ribu member, dalam bentuk video pria kekar berkulit hitam menari solo dengan hanya menggunakan pakaian dalam.
Kehadiran komunitas Sungut Lele mendapatkan sambutan beragam oleh warganet. Sebagian warganet menyambut kreativitas anggota grup Sungut Lele yang mengolah konten-konten homoseksual dan mengemasnya menjadi meme yang lucu dan menghibur.
Sebagian lainnya, seperti kelompok anti penyepong, bersikap kontra terhadap keberadaan Sungut Lele. Seperti yang ditujukan video yang diunggah oleh Muhammad Rahman Maulana dalam grup Penyefong Western (Menolak Degenerasi), ia berpesan kepada anggota grup untuk meninggalkan “jokes homo dan gay secara tidak sengaja”. Ia memandang thugposting sebagai dukungan terhadap kaum homoseksual, dan mereka yang menggunakan meme dan stiker pria berkulit hitam sebagai normalisasi terhadap perilaku menyimpang.
Thugposting kini sudah menjadi cara umum bagi warganet dalam berinteraksi dan berbagai komedi di internet. Apakah perlu thugposting ditafsir berlebihan dengan menyematkan sesuatu yang berbau homoseksual bagi para penggunanya? Meski mendapatkan keluhan hingga tentangan oleh sebagian warganet, thugposting merupakan bagian integral dalam kultur meme saat ini. Thugposting menjadi salah satu cara warganet dalam berinteraksi dan berkomentar di internet melalui humor yang menarik.