Categories Film Review

Rudy Habibie, Prequel Tanpa Arah

Sepanjang tahun 2016 ini tampaknya film-film yang masuk box office Indonesia mulai ramai-ramai mengeluarkan sequel. Mulai dari Comic 8 : Casino King Part 2 yang tidak lucu itu, lalu Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC 2) yang juga tidak memberikan nostalgia.

Kini muncul lagi sebuah cerita sequel dari film yang tidak asing lagi yaitu Habibie & Ainun. MD Pictures baru saja merilis film kedua dari Habibie & Ainun yang berjudul Rudy Habibie.

Film Rudy Habibie menceritakan kisah hidup mantan presiden ketiga NKRI, B.J Habibie saat masih muda, tepatnya saat masih berkuliah di RWTH Aachen, Jerman.

Jauh sebelum Habibie bertemu dengan Ainun dengan segala kisah cintanya itu, Rudy Habibie sempat berkuliah di Jerman saat menjadi mahasiswa. Disana ia aktif berorganisasi dalam PPI Aachen, selain itu Habibie juga sempat berpacaran dengan wanita Polandia bernama Ilona.

Sama seperti kisah hidup mahasiswa biasanya, Habibie juga suka dibully oleh mahasiswa seniornya yang bermental nasionalisme salah arah. Habibie juga merasakan apa yang namanya homesick.

Banyak kisah Habibie saat muda yang diceritakan dalam film Rudy Habibie ini, mulai dari pendidikan, perjuangan, percintaan, reliji, rasa nasionalisme, rasa setia kawan, mimpi, perjuangan, dan lain-lain. Film ini berusaha untuk membuat sebuah konsep cerita yang hybrid.

Banyaknya hal yang diceritakan dalam film ini justru membuat film terlihat maruk dalam bercerita. Selain itu juga terasa memaksakan untuk membuat cerita yang inspiratif dari tokoh Habibie, sehingga fim ini justru kehilangan arah cerita yang tidak tahu mau dibawa kemana ceritanya, selain berusaha keras untuk inspiratif tentunya.

Film ini dimulai dengan adegan yang memberi kesan yang kuat. Habibie dan teman-temannya saat sedang bermain kemudian melihat pesawat jet memborbardir kampung halamannya. Habibie kecil bersama keluarganya terpaksa pindah ke tempat lain untuk melanjutkan hidup. Namun saat pindah, Habibie tidak lupa untuk membawa mainan pesawatnya.

Adegan pembuka ini justru terasa sangat kuat dan menjanjikan. Habibie si ahli pesawat asal NKRI ini terlihat sudah menyukai pesawat sejak kecil. Namun disisi lain apa yang ia cintai, yakni pesawat, justru merupakan sebuah alat perang yang bisa membunuh banyak orang.

Setelah itu Habibie juga beberapa kali terlihat harus pindah rumah akibat perang hingga akhirnya ia tinggal di kampung halaman ayahnya di Gorontalo. Awal film ini lebih memfokuskan cerita kepada interaksi antara Habibie dan ayahnya dimana ayah Habibie beberapa kali mengeluarkan kata-kata mutiara motivasi bagi Habibie kecil.

Beberapa diantaranya adalah ayahnya selalu berkata kepada Habibie bahwa Habibie harus bisa menjadi seperti mata air. Beberapa kali kata-kata  ini diulang mulai dari adegan hingga suara voiceover hingga terasa berlebihan. Lalu Habibie juga sempat bertanya, “kalau papih dari Gorontalo dan mamih dari Jawa, aku dari mana?”. Ayah Habibie menjawab, “kamu dari Indonesia.” yaelah… Sebuah dialog klise dari film-film dengan narasi sejarah maupun nasional.

Masih banyak kata-kata motivasi mati gaya lainnya yang diungkapkan dalam film ini selain kedua hal tersebut.

Lalu setelah masa kecil Habibie, film ini langsung berlanjut ketika Habibie berkuliah di Jerman dengan berbagai permasalahannya sebagai mahasiswa asing idealis dari negara yang baru saja merdeka. Yang membuat banyak hal diceritakan dalam film ini sehingga tidak jelas arah ceritanya mau dibawa kemana selain memberikan ceramah kepada penontonnya.

Salah satu hal yang juga kurang dari film Rudy Habibie ini adalah kemunculan tokoh Soekarno. Habibie beserta para mahasiswa Indonesia lainnya sempat datang ke pidato Soekarno di Jerman. Tapi tidak diperlihatkan siapa sosok Soekarno, kamera tidak dengan penuh mengambil gambar orang yang memerankan tokoh Soekarno.

Dan yang memerankan tokoh Soekarno juga dari segi apapun tidak mirip dengan tokoh Soekarno. Sehingga bagian ini seolah menjadi bagian yang dipaksakan untuk ada untuk melengkapi bahan ceramah kepada penonton.

Tapi beruntunglah bawah sosok Habibie tetap diperankan oleh Reza Rahadian. Seburuk apapun film dan ceritanya, Reza Rahadian adalah Reza Rahadian. Kemampuannya dalam memainkan peran sudah tidak perlu dibahas lebih jauh lagi.

 

Our Score (6,5/10)

 

Judul                     : Rudy Habibie (Habibie & Ainun 2)
Produksi              : MD Pictures
Produser              : Manoj Punjabi
Sutradara            : Hanung Brahmantyo
Pemain                 : Reza Rahadian, Chelsea Islan, Pandji Pragiwaksono, Boris Bokir, Ernest Prakasa, Indah Permatasari, Dian Nitami, dan Donny Damara

 

 


Oleh : Putu Radar Bahurekso
t : @puturadar | ig : putu.radar


 

Written By

Demon Lord (Editor-in-Chief) of Monster Journal.
Film critics, and pop-culture columnist.
A bachelor in International Relations, and Master's in Public Policy.
Working as a Consultant for Communications and Public Affairs.

(radarbahurekso@gmail.com)

More From Author

Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
binance kayit ol
binance kayit ol
9 months ago

I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article. https://www.binance.com/tr/register?ref=OMM3XK51

You May Also Like