Home » Ghostbusters Reboot, Ketika Narasi Sosial Menghancurkan Film

Ghostbusters Reboot, Ketika Narasi Sosial Menghancurkan Film

Ketika film Ghostbusters reboot diumumkan banyak komentar positif ditujukan untuk film ini, apalagi dengan merubah karakter utamanya yakni para anggota Ghostbusters menjadi empat orang wanita.

Ya, akhirnya bertambah lagi film yang mengangkat wanita sebagai pemeran utama apalagi dengan misi menyelamatkan dunia. Tentu dengan empat orang wanita sebagai satu tim pemberantas hantu film ini bisa memberikan warna, pesan, dan kesan yang berbeda.

Saya tidak akan membandingkan film ini dengan versi aslinya, namun tentu ada isu gender yang dibahas disini, ada juga isu rasial, dan berbagai isu-isu sosial lainnya yang disampaikan dan dikemas dengan komedi saat memberantas hantu.

Tapi sayangnya pesan-pesan yang dibawakan dalam film ini seolah dipaksakan untuk hadir, dipaksa terlalu keras untuk dimunculkan dan disampaikan. Selain itu sisi menghiburnya juga tidak ada yang spesial. Humor dan ceritanya sangatlah medioker, juga CG yang terlihat murahan jika dibandingkan film-film lain yang menghadirkan efek eksplosif atau makhluk-makhluk aneh.

Film ini dimulai dengan sebuah tur sejarah di dalam villa peninggalan abad 19. Diceritakan bahwa dalam vila tersebut dulunya sempat terjadi pembunuhan masal terhadap semua pegawai yang dilakukan oleh putri tunggal keluarga kaya yang tinggal di villa tersebut.

Tak lama seorang dosen science bernama Erin (Kristen Wiig) yang pernah menulis buku tentang hantu diminta untuk memeriksa villa tersebut. Namun karena Erin berusaha untuk mengejar jabatan di kampus tempat ia mengajar maka ia menampik bahwa ia pernah menulis buku tentang hantu.

Ia lalu memperkenalkan Abby (Mellisa McCarthy) yang juga ikut menulis buku tentang hantu bersama Erin untuk memeriksa villa mewah, yang akhirnya Erin juga terpaksa ikut. Saat memeriksa hantu dalam villa mewah tersebut mereka juga ditemani oleh seorang peneliti yang membuat senjata proton pemberantas hantu bernama Holtzmann (Kate McKinnon).

Dalam villa mewah tersebut kemudian ditemui sebuah hantu yang menyerupai wujud perempuan dengan tampilan ala jaman Victoria.

Tindakan Erin kemudian diketahui oleh kampusnya, lalu kemudian ia dipecat sebagai dosen untuk menjaga reputasi kampus. Erin kemudian bekerja di kampus tempat Abby dan Holtzmann bekerja, sebuah kampus medioker. Namun ternyata mereka semua juga diusir dari kampus tersebut demi menjaga citra.

Dalam cerita awal ini juga sebenarnya sudah diperlihatkan bagaimana masyarakat umum memandang orang-orang yang gemar terhadap dunia misteri dan dunia hantu. Mereka dianggap orang yang mengada-ngada dan orang aneh. Mereka yang berbicara tentang fisika, pendidikan, tentang negara dianggap lebih tinggi dan lebih baik dibanding mereka yang suka ngomongin hantu.

Para Ghostbusters ini kemudian menyewa kantor sebagai markas mereka. Disana mereka mendapatkan satu anggota baru yang bernama Patty (Leslie Jones) yang merupakan seorang penjaga keamanan di stasiun kereta api. Selain itu bergabung juga Kevin (Chris Hemsworth) yang menjadi sekretaris dari Ghostbusters.

Tokoh Kevin juga dalam film ini terlihat tidak menonjol dan tidak berguna. Sosok sekelas Chris Hemsworth yang memerankan Kevin dalam film ini seolah hanya menjadi eye-candy atau pemanis saja.

Tokoh Patty juga dibuat untuk membawa pesan rasial. Disaat tiga orang anggota Ghostbusters adalah scientist, hanya Patty yang berkulit gelap adalah seorang penjaga stasiun. Namun dalam film ini diperlihatkan bahwa Patty sebenarnya adalah sosok yang peduli, ramah, dan juga kuat.

Setelah mengungkap keberadaan hantu di villa mewah, para personil Ghostbusters terus memburu keberadaan hantu diberbagai tempat hingga akhirnya mereka dikenal masyarakat saat memburu hantu di sebuah festival musik rock.

Dalam festival tersebut Patty sempat melompat dari paggung ke arah penonton, namun para penonton semuanya malah menghindar dan tidak ada yang menangkapnya dan kemudian Patty bertanya “Okay, is it because of black thing or because of lady thing?”

Keberadaan Ghostbusters mendapat perhatian pemerintah dan mereka dipanggil oleh walikota New York City. Namun walikota memberitahu mereka bahwa semua pemberitaan tentang Ghostbusters akan dianggap sebagai hoax karena takut menimbulkan keresahan di masyarakat publik.

Setelah beberapa kali memburu hantu akhirnya Ghostbusters betemu dengan tokoh antagonis utama dalam film ini yang bernama Rowan (Neil Casey), seorang pegawai hotel yang selalu dibuli semasa hidupnya kemudian membangkitkan hantu-hantu untuk meneror hidup manusia.

Sub-text tentang bullying lah yang menurut saya pribadi dikemas paling rapih dan paling baik dalam film ini. Erin menceritakn juga bahwa ia menulis buku tentang hantu karena saat kecil saat sedang tidur, kamarnya selalu didatangi oleh hantu nenek-nenek. Ia menceritakan hal ini kepada orang tuanya namun kedua orang tua Erin juga tidak percaya.

Satu-satunya yang menanggapi cerita hantu Erin adalah Abby, temannya sejak dari sekolah dulu. Mereka sering membicarakan hantu dan bahkan Erin dijuluki ‘Ghost Girl’ oleh teman-teman sekolahnya.

 

Erin kemudian membuktikan keberadaan hantu dengan cara sebagai Ghostbuster. Berbeda dengan Rowan yang selalu diejek dan dibully sejak kecil. Ia mengalami luka psikologis sehingga ia ingin mebalas dendam kepada dunia yang selalu membully nya dengan cara membangkitakan hantu-hantu untuk menyiksa manusia.

Film ini dikemas dengan cerita yang komedi, namun sayangnya komedi yang dihadirkan banyak sekali yang tidak lucu. Bahkan beberapa terkesan aneh. Seperti Holtzmann yang menari-nari di kantor baru Ghostbusters sambil membakar gulungan tisu lalu memadamkannya dengan fire extinguisher. What the hell are you doing?

Karakter Holtzmann seolah dibentuk sebagai seorang scientist yang absurd. Tapi semuanya tanggung, senjata proton yang dibuat juga hanya meperlihatkan hasil tanpa ada dialog mengenai  proses pembuatannya sehingga tidak terlalu terlihat sisi ‘smart’. Absurdnya juga lebih kearah ga jelas, mau dikatakan absurd masih kurang, dikatakan normal tapi cukup aneh. Nanggung.

Dari yang versi aslinya diperankan oleh para pria kini menjadi empat orang wanita. Yes, women also can save the world. But this movie is too much. Empat orang wanita dengan jokes absurd dan melakukan tarian aneh yang dianggap pembohong tiba-tiba menyelamatkan New York. That’s too much of absurdities.

Ghostbusters reboot ini adalah sebuah contoh dimana ramek film klasik yang kental lekat dengan tokoh utama pria justru belum tentu bisa untuk di-remake dengan membuat pemeran utamanya menjadi wanita. People do understand that women also kickass, but it led this movie into the doom. 

 

Our Score (4.5/10)

 

Judul                     : Ghostbusters
Produksi              : Sony Pictures, L Star Capital, Village Roadshow Pictures
Produser              : Ivan Reitman, Amy Pascal
Sutradara            : Paul Feig
Pemain                 : Mellisa McCarthy, Kristen Wiig, Kate McKinnon, Leslie Jones, Chris Hemsworth, Neil Casey

 

 


Oleh : Putu Radar Bahurekso
t : @puturadar | ig : putu.radar


Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
UP!
Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
RSS
Pinterest
Pinterest
fb-share-icon
6
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x