Dalam komunitas wibu, pembahasan terkait tobrut jahat dan tobrut baik menjadi salah satu topik yang cukup trendi dan tidak jarang menjadi pembahasan. Beberapa pertanyaan mengenai sifat dari karakter wanita, baik dalam anime maupun gim, dilihat melalui bentuk dan bentuk tubuhnya menghiasi ruang diskusi mereka.
Diskusi tersebut dapat kita lihat dalam postingan Aihana Leace melalui platform Facebook. Postingan menggambarkan seseorang bertanya mengenai maksud tobrut baik dan tobrut jahat kepada Aihana. Atas pertanyaan tersebut, ia menjawab bahwa karakter tobrut baik memiliki sifat “tulus,” sementara karanter tobrut jahat memiliki sifat “manipulatif.”
Menurut Aihana, tobrut jahat adalah karakter yang “manipulatif,” sengaja menarik lawan jenis agar mendapatkan keuntungan pribadi. Di sisi lain, tobrut baik adalah karakter yang “tulus,” tidak memiliki niat tersembunyi, dan hanya ingin membahagiakan orang yang ia sukai.
Ungkapan tobrut baik dan tobrut jahat, yang aktif digunakan oleh kaum wibu Indonesia, menjadi standar baru untuk menilai karakter anime. Alih-alih menggunakan ukuran umum seperti sifat atau tindakan sang karakter, kini mereka juga dinilai berdasarkan bentuk tubuh yang mereka miliki.
Meski terdengar aneh, standar tobrut baik dan tobrut jahat kini diterima secara umum oleh warganet Indonesia. Pertanyaan seperti “ini tobrut baik apa jahat?”, atau “yang gini ni tobrut jahat atau tobrut baik?” digunakan untuk melihat seorang karakter anime.
Penilaian karakter anime berdasarkan bentuk tubuh bukan hal yang baru. Beberapa tahun yang lalu, penggolongan toge umumnya dibuat dalam bentuk listicle di media sosial. Seperti artikel yang ditulis Arwini Puspita dalam situs Dzargon, ia memilih sepuluh karakter anime yang “cantik, putih, mulus, dan seksi” dengan bentuk tubuh besar. Dalam entri mengenai Nico Robin, sebagai contoh, Arwini menyebut proporsional tubuhnya dengan “bidadari yang bernafas” jika ia ada dalam dunia nyata.
Selain Arwini Puspita, Dafunda Otaku dalam situs Dafunda juga memuat listicle empat belas karakter anime dengan payudara besar. Dalam artikel ini, karakter berdada besar disebut sebagai sosok yang “selalu merasa gemas” ketika dipandang cowok normal. Serupa dengan Arwini, Dafunda Otaku menampilkan karakter anime berdada besar sebagai sesuatu yang sensual sekaligus menggoda.
Bentuk Tubuh sebagai Penanda Kualitas Serba-Baik?
Jauh sebelum kemunculan tobrut, warganet Indonesia menggunakan toge sebagai standar pengukuran. Namun, apakah penggolongan tersebut memiliki dasar yang kuat?
Terdapat sebuah opini menarik terkait bentuk tubuh seorang karakter anime dengan watak yang ia miliki. Menurut Chris Kincaid dalam artikel Anime Breasts and the Relationship with Character Personalities, karakter berdada besar setidak-tidaknya memiliki sifat yang percaya diri (confidence), asertif (assertiveness), keibuan (motherly), terbuka (open), dan dapat diandalkan (capable).
Dari kelima sifat tersebut, sifat percaya diri dan terbuka memiliki alasan yang setidak-tidaknya meyakinkan. Karakter berpayudara besar, ungkap Kincaid, merupakan sosok yang percaya diri karena mereka memamerkan bentuk tubuh mereka secara terbuka. Tidak seperti karakter berpayudara kecil, yang ia sebut memiliki sifat insecure, mereka terbuka dengan ukuran dada mereka, dan tak masalah menjadi objek pandangan para lelaki.
Selain percaya diri, karakter dengan payudara besar juga memiliki sifat terbuka. Alasannya, adalah karena mereka, seperti dada mereka, tidak menyembunyikan banyak hal kepada orang lain. Mereka terbuka dengan bentuk tubuh mereka, termasuk ketika harus menjadi objek iri hati karakter berpayudara kecil.
Apakah penggolongan Kincaid memiliki dasar yang jelas? Jika kita merujuk kepada penelitian mengenai konstruksi sosial laki-laki dan perempuan mengenai bentuk tubuh yang ideal, penggolongan yang disebutkan olehnya terlihat masuk akal. Sebagai contoh, menurut Stacey Tantleff-Dunn dalam artikel Breast and Chest Size: Ideals and Stereotypes Through the 1990s, baik laki-laki maupun perempuan Inggris pada 1990-an beranggapan bahwa bentuk tubuh dipandang menentukan karakter seseorang. Semakin besar payudara yang dimiliki seorang perempuan, perempuan tersebut dianggap semakin “cerdas” (intelligent), “percaya diri” (confident), ataupun “sukses” (successful).
Meski begitu, ia adalah sebuah konstruksi stereotip masyarakat secara sosial, yang diilhami dari keberadaan mitos “cantik itu baik” (beautiful is good). Mitos tersebut, menurut Anegla M. Griffin dan Judith H. Langlois dalam artikel Stereotype Directionality and Attractiveness Stereotyping: Is Beauty Good or is Ugly Bad?, telah menciptakan bias yang negatif (negativity bias) terhadap sosok laki-laki dan perempuan yang ideal. Bias negatif ini, pada akhirnya, menciptakan persepsi yang menyesatkan terhadap bentuk tubuh ideal bagi laki-laki dan perempuan dalam masyarakat.
Tobrut dan Daya Tarik Karakter Anime
Seperti yang diutarakan Eiichiro Oda, mangaka One Piece, ia menggambar wanita dengan bentuk tubuh yang besar sebagai perwujudan mimpi para remaja laki-laki. Menurut Oda, remaja laki-laki adalah kelompok yang senang dengan penampilan sensual seorang wanita, dan karakter berpayudara besar dapat mewujudkan mimpi tersebut.
Penggambaran payudara besar untuk seorang karakter anime mendorong tumbuhnya mitos mengenai kecantikan seorang perempuan. Mengutip Annastasia Milliana S. dalam buku Menjelajah Tubuh: Perempuan dan Mitos Kecantikan, kondisi lingkungan seringkali menjadi faktor pembentuk penilaian terhadap seorang perempuan. Salah satu kondisi lingkungan tersebut adalah penampilan fisik yang dimiliki, dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Penampilan fisik seorang perempuan, termasuk karakter anime, dapat menjadi cara untuk dikagumi lawan jenis. Menurut Ardianto Prayogo dalam artikel Gambaran Sensualitas Tubuh Perempuan dalam Komik One Piece, karakter Boa Hancock, kapten Bajak Laut Kuja, digambarkan sebagai sosok yang sensual. Dengan pakaian yang terbuka, lekukan tubuh, serta payudara yang besar, Boa Hancock dapat mempertegas pengaruhnya dan memiliki presence yang tinggi, membuatnya dikagumi oleh laki-laki.
Selain menggambarkan pengaruh serta presence, karakter dengan bentuk tubuh menonjol juga terkait dengan fungsinya. Dalam anime Kobayashi-san Chi no Maid Dragon, karakter Ilulu, seekor naga, digambarkan tobrut dalam wujud manusia karena itu membantunya untuk menyimpan kekuatannya. Kondisi serupa juga digambarkan melalui beberapa karakter wanita dalam anime Manyuu Hikenchou. Dalam anime ini, bentuk tubuh menjadi penentu kuasa; semakin besar bentuk tubuh yang dipunyai, kekuasaan yang dimiliki akan semakin besar.
Meski begitu, ada juga karakter anime yang digambarkan tobrut tanpa pengaruh yang jelas. Sebagai contoh, karakter Quetzalcoalt (juga dikenal sebagai Lucoa) dalam anime Kobayashi-san Chi no Maid Dragon, digambarkan sebagai karakter dengan figur seperti jam pasir dalam wujud manusia. Tak ada presence jelas dalam sosok Lucoa; ia lebih terlihat sebagai karakter fan-service untuk para wibu.
Dapat dikatakan, memiliki bentuk tubuh yang menggoda tidak dapat digunakan untuk mengukur karakteristik dan presence seorang karakter anime. Apa yang dipercaya warganet di Indonesia, termasuk kaum wibu, saat ini adalah penggambaran mitos beautiful is good, yang memposisikan seseorang yang cantik pasti bersikap baik. Namun, bentuk tubuh tersebut menjadi salah satu daya tarik karakter anime, baik dalam mengukur kuasa sang karakter, maupun sebagai wujud sensualitas yang mampu menjadi kekuatan marketing dalam memikat penonton.
Excellent blog here Also your website loads up very fast What web host are you using Can I get your affiliate link to your host I wish my web site loaded up as quickly as yours lol
Hi my family member I want to say that this post is awesome nice written and come with approximately all significant infos I would like to peer extra posts like this
My brother suggested I might like this blog He was totally right This post actually made my day You can not imagine simply how much time I had spent for this info Thanks