Dari Ball-and-Paddle ke Franchising: Perjalanan Gim Sport di Industri Gim Video

Era gim FIFA telah berakhir. Setelah kerja sama antara organisasi sepak bola dunia FIFA, sebagai pemilik brand, dan Electronic Arts (EA) resmi berakhir, gim sepak bola yang dikembangkan EA tidak lagi menggunakan nama FIFA. FIFA 2023 menjadi gim terakhir yang menggunakan nama ini. Sebagai gantinya, gim tersebut dikenal sebagai EA Sports FC 24.

Meski tidak lagi menggunakan nama FIFA, penjualan EA Sports FC 24 masih tetap tinggi. Melansir pemberitaan Sports Business Journal, dikatakan bahwa gim tersebut menjadi gim dengan penjualan terbaik ketiga pada September 2023, dengan angka penjualan mencapai dua-digit. Melansir pemberitaan yang sama, kesuksesan EA Sports FC 24 masih mengikuti tren positif penjualan gim sports pada 2023, yang tumbuh sekitar 4% dibandingkan tahun lalu.

Tidak hanya gim EA Sports FC 2024 yang sukses. Gim besutan EA lainnya, Madden NFL 24, juga mencapai kesuksesan serupa. Mengutip Sports Business Journal, gim tersebut menjadi gim dengan penjualan tertinggi nomor empat sejak September 2023.

Kesuksesan EA Sports FC 24 dan Madden NFL 24 menjadi pertanda, bahwa gim bergenre sports masih diminati gamers. Meski harus bersaing dengan genre yang lebih dikenal, seperti adventure, action, maupun RPG, gim sports masih memiliki pangsa pasar yang cukup menjanjikan.

Beberapa franchise gim sport terkenal masih aktif merilis gim setiap tahunnya. Selain gim besutan EA, seperti EA FC 24 dan Madden NFL 24, terdapat pula gim sport lain yang selalu rilis setiap tahun, seperti NBA 2K24, WWE 2K24, eFootball 2024, dan masih banyak lagi.

Perjalanan Gim Sport dalam Industri Gim Video
Sejarah gim video genre sport dapat dimulai pada 1958. Pada tahun tersebut, William Higinbotham, fisikawan Amerika, menciptakan sebuah gim bernama Tennis for Two. Gim tersebut merupakan gim simulasi tenis dilihat dari pinggir lapangan dalam sebuah osiloskop. Tennis for Two ditampilkan dalam pameran Brookhaven National Laboratory pada tahun tersebut, dan hingga kini menjadi saksi kemunculan gim sport.

Perjalanan berikutnya dimulai pada 1972. Terdapat dua hallmark mengenai sejarah gim sport, yakni gim Table Tennis dalam konsol gim video pertama dunia, Magnavox Odyssey, dan kemunculan gim Pong. Kedua gim tersebut masih menampilkan grafis sederhana, dua buah persegi panjang yang berada di sisi kiri dan kanan, sebuah garis di tengah, dan sebuah kotak kecil yang berperan sebagai bola.

Gim pertama, Table Tennis, meski tidak sepopuler Pong, menjadi cikal bakal gim sport yang dimainkan di televisi dan konsol. Pong, di sisi lain, diabadikan dalam World Video Game Hall of Fame National Museum of Play. Kedua gim ini menjadi generasi awal gim sport di industri gim video, hingga kematiannya pada 1983.

Setelah mengalami mati suri pada 1983, seiring dengan adanya Video Game Crash, gim sport tumbuh seiring dengan bangkitnya industri gim video. Pada Maret 1983, Sega merilis Champion Baseball dalam mesin arcade. Gim tersebut, yang mensimulasi permainan baseball sukses besar dan laku di pasaran. Pada 1984, Nintendo tidak ketinggalan, dan merilis Punch-Out. Gim simulasi tinju ini juga laku keras, dan diminati para gamers Jepang.

Meski begitu, gim sport menjadi populer di dunia bukan oleh Champion Baseball dan Punch-Out. Gim yang menjadi pionir sekaligus membuat gim sport menjadi diminati adalah Track & Field. Gim ini, yang mensimulasi beberapa cabang olah raga dalam olimpiade, menjadi gim yang paling diminati dalam Amusement Machine Show (AM Show) di Jepang dan Amusement & Music Operators Association (AMOA) di Amerika Serikat. Bisa dikatakan, Track & Field membuat gim sport menjadi mainstream.

Tren Gim Sport di Era 2000-an
Seiring berjalannya waktu, termasuk dengan masuknya elemen tiga dimensi (3D) dalam grafis gim video, gim video sport masuk ke ranah francishing. Elecronic Arts (EA) menggandeng FIFA untuk gim sepak bola mereka, bersaing dengan Winning Eleven (yang kemudian menjadi Pro Evolution Soccer atau PES). Franchising terhadap gim sepak bola yang dikembangkan EA menyebabkan mereka mendapatkan hak eksklusif terhadap brand FIFA, membuat mereka mudah menyaingi lawan mereka, PES.

Franchising yang dilakukan EA juga mendorong munculnya deal antara EA dengan National Football League dan Arena Football League, masing-masing pada 2004 dan 2008. Deal ini menjadi pukulan telak bagi Sega, pesaing utama EA dalam gim sport American Football.

Selain EA, Take-Two Interactive juga melakukan deal dengan Major League Baseball Players Association, membuat mereka memiliki hak eksklusif terhadap lisensi gim baseball. Lambat laun, Take-Two juga memiliki deal khusus dengan National Basketball League dan World Wrestling Entertainemt.

Terkait dengan franchising, faktor tersebut juga mempengaruhi tren gim video sport di industri video gim. Melansir data Global Video Game Sales pada 1985 hingga 2016, penjualan gim sport tumbuh signifikan sejak 2005 hingga 2010. Adanya deal antara pengembang gim video dengan brand olahraga, membuat gim sport yang mereka hasilkan terlihat lebih otentik, yang berpengaruh terhadap penjualan gim tersebut di pasaran.

Data tersebut semakin nyata, dengan melihat data yang diterbitkan Sports Business Journal. Menurut data yang mereka terbitkan, penjualan gim sport pada 2022 melampaui target pada 2021. Melihat data tersebut, serta gim Madden NFL 24 yang berhasil tembus 10 gim dengan penjualan tertinggi sepanjang 2023, dapat dikatakan gim sport masih memiliki tren positif.

Gim video sport, atau gim sport, memiliki sejarah yang panjang. Diawali dari bola dan tongkat (ball-and-paddle), gim sport berevolusi menjadi salah satu genre gim video yang paling diminati gamers. Memasuki awal 2000-an, gim sport berubah menjadi pusat uang mengalir, seiring dengan adanya deal antara industri gim video dengan brand olahraga. Kini, gim sport tampil menjadi salah satu raja yang patut diperhitungkan dalam industri video gim.

Share on Facebook

Tweet

Follow us

Save