Categories Social

Kapal Selam Wisata Titan, Meme, dan Suara Sindiran Warganet

Pada 18 Juni 2023, kapal selam wisata milik OceanGate, Titan, kehilangan kontak setelah menyelam selama 1 jam 45 menit menuju bangkai kapal Titanic. Kapal selam tersebut mengangkut lima orang penumpang, termasuk CEO OceanGate, Stockton Rush. Pencarian yang dilakukan selama beberapa hari berhasil menemukan puing-puing Titan, yang diduga meledak berkeping-keping dan menewaskan seluruh penumpangnya.

Warganet di seluruh dunia merespon bencana ini dengan cara yang berbeda. Beberapa hari setelah Titan kehilangan kontak, pernyataan Rush mengenai keamanan kapal selam diangkat media massa. Dalam surel yang berhasil didapatkan BBC, Rush menyatakan

“[Kami] sudah lelah dengan pelaku industri yang menggunakan argument mengenai keamanan untuk menghentikan inovasi. Kami sudah lelah mendengar ocehan yang mengatakan ‘kau akan membunuh seseorang’ yang terlalu sering mereka ungkapkan. … Dalam perlombaan menuju Titanic kau mengikuti ungkapan yang telah populer: ‘Ia tidak dapat tenggelam’.”

CEO OceanGate, Stockton Rush (1962-2023), mengkritik pendapat yang mempertanyakan keamanan kapal selam wisata “Titan” dalam sebuah surel yang diperoleh media, courtesy of The Economic Times

Pernyataan tersebut membuat warganet geram. Meme mengenai kapal selam wisata Titan bermunculan ke permukaan. Mereka menyindir sikap Rush dan OceanGate yang mengabaikan keamanan dan hanya mementingkan uang semata. Meme yang terbit juga menyindir kehidupan orang-orang kaya yang menghabiskan uang mereka untuk hal-hal yang tidak berguna.

Respon berbeda justru ditunjukkan oleh media massa. Sebuah media massa yang berpusat di Los Angeles, KTLA 5, menyatakan bahwa meme mengenai Titan merupakan schadenfreude, yang berarti gembira atas penderitaan orang lain. Media massa lain yang berpusat di Australia, news.com.au,  mengungkapkan bahwa berbagai meme tersebut sebagai simbol “brutalitas kultur meme”.

Apakah tindakan yang dilakukan warganet merupakan simbol ketidakpekaan mereka terhadap bencana? Atau, sikap warganet yang diungkapkan melalui meme merupakan cara warganet berbicara mengenai insiden ini, dan dunia secara umum?

Salah satu meme mengenai insiden kapal selam wisata “Titan” menggunakan karakter Wojak, courtesy of Know Your Meme

Berbicara mengenai humor internet (internet jokes), Giselinde Kuipers dalam artikel berjudul Media Culture and Internet Disaster Jokes: bin Laden and the attack on the World Trade Center berpendapat bahwa humor adalah salah satu media yang digunakan masyarakat untuk membicarakan sebuah peristiwa tragis. Dalam kasus peristiwa penyerangan World Trade Center, humor dalam bentuk audiovisual dibuat dan disebarkan oleh warganet di Amerika Serikat untuk menampilkan pesan patriotisme terhadap seragan Osama bin Laden, disajikan sebagai komedi.

Hal serupa juga dilakukan warganet ketika pandemi Covid-19 menyerang dunia. Melalui meme, warganet menyampaikan pendapat mereka mengenai bencana yang sedang melanda dan mempengaruhi hidup mereka. Mengutip Arief Hidayatullah, Rifai, dan Lubis Hermanto dalam Covid 19 Narrative Deconstruction in Social Media Meme, masyarakat Indonesia menggunakan meme sebagai media untuk menyampaikan narasi mereka terhadap Covid-19.

Salah satu meme mengenai peristiwa 9/11 dengan menggunakan template “understandable, have a good day”, courtesy of Memedroid

Kembali mengenai peristiwa tenggelamnya kapal selam wisata Titan, meme yang diproduksi warganet merespon musibah tersebut bukanlah sebuah sikap tidak simpati. Lebih dari itu, berbagai meme yang diproduksi merupakan cara warganet membaca suatu peristiwa dan mengungkapkannya, mewacanakannya kepada masyarakat luas.

Meme mengenai pandemi Covid-19, menggambarkan kepanikan masyarakat membeli “hand sanitizer” dan masker, courtesy of Sunway Group

Dengan menggunakan meme yang berasal dari kartun SpongeBob SquarePants, The Simpsons, Family Guy, hingga aktor film dewasa DreamyBull, warganet menyampaikan suara mereka, baik sebagai simpati maupun kritik, terhadap gaya hidup kelompok borjuis, OceanGate, dan media arus utama. Seperti yang diungkapkan Sean Rintel dalam artikel berjudul Crisis Memes: The Importance of Templatatability to Internet Culture and Freedom of Expression, meme kebencanaan, yang ia sebut sebagai crisis meme, merupakan suara publik, suara masyarakat dan praktek kebebasan berekspresi.

Pada akhirnya, beberapa media arus utama seperti pemberitaan dalam Los Angeles Times dan NBC News salah jika mengatakan bahwa warganet tidak memiliki empati ketika memproduksi dan menikmati meme mengenai insiden tenggelamnya kapal selam wisata Titan. Ia bukanlah simbol ketidakpedulian. Ia merupakan suara dan cara pandang warganet terhadap sikap kapitalis Stockton Rush dan OceanGate yang lebih mementingkan cuan ketimbang keamanan orang lain.

Written By

Lich King (Editor) at Monster Journal.
Mostly writing about social and culture.
Also managing a site and community related to history.
Used to work as a journalist. Now working as a history teacher.

(prima.cahyadi.p@mail.ugm.ac.id)

More From Author

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

You May Also Like