Dance to the beat
Wave your hands together
Come feel the heat
Forever and forever
Listen and learn
It is time for prancing
Now we are here with Caramell dancing
Penggalan lirik di atas merupakan chorus dari lagu Caramelldansen edisi bahasa Inggris. Lagu yang dipopulerkan oleh Caramell, sebuah grup musik asal Swedia, kembali menarik perhatian sejak pandemi COVID-19 beberapa tahun yang lalu.
Ketika seluruh penduduk bumi harus terjebak di kamar dan rumah mereka sebagai efek karantina, beberapa dari mereka memilih untuk nge-rave menggunakan Caramelldansen. Seperti yang terjadi di Belanda pada April 2020 lalu, tampak sejumlah penghuni apartemen berdendang ria dengan Caramelldansen edisi bahasa Swedia sebagai musik latarnya.
Tren naiknya Caramelldansen tidak hanya terjadi di Belanda. Mengutip Google Trends seperti yang diposting @ellenfromnowon di X, terjadi lonjakan pencarian atas lagu Caramelldansen di internet. “Lagu Caramelldansen mencapai rekor tertingginya sejak lima tahun yang lalu oleh pandemi global tidak termasuk salah satu prediksiku pada 2020,” ungkapnya.
Popularitas Caramelldansen yang meningkat kembali sebagai efek pandemi tentu mengingatkan kita akan satu hal, yakni ketika lagu ini muncul, kemudian pada suatu titik berhasil out-weeb Jepang dalam hal kultur wibu. Bagaimana kisahnya?
Berawal dari Album Supergott
Kisah Caramelldansen diawali dari album Supergott, album kedua serta terakhir dari band musik asal Swedia, Caramell. Caramelldansen merupakan lagu pertama dalam album yang dirilis pada 2 November 2001 tersebut. Disayangkan, mengutip artikel Wikipedia, Caramell harus bubar tak lama setelah itu.
Pada paruh kedua 2006, edisi sped-up (nightcore) lagu Caramelldansen menyebar ke Jepang. Edisi yang di-remix oleh Speedycake tersebut dengan cepat membius telinga komunitas otaku di negara tersebut. Dengan menyandingkan lagu tersebut ke Mai dan Mii, dua karakter dalam sebuah visual novel berjudul Popotan, terciptalah sebuah meme baru, yakni Popotan Dance atau Uma uma Boom.
Sebelum bersanding dengan Caramelldansen, mengutip catatan Ruakuu dalam Ruakuu’s Blog, Popotan Dance sudah lebih dulu populer di Jepang. Namun, kehadiran Caramelldansen menjadi pasangan yang serasi dengan meme Popotan Dance. Hingga kini, sulit bagi seseorang untuk lepas dari Popotan Dance atau Uma uma Boom ketika mendengarkan Caramelldansen.
Mengapa Caramelldansen populer di Jepang? Mengutip sebuah artikel dalam barks.jp, satu lirik dalam edisi Swedia, dansa med oss klappa era hander, terdengar di telinga orang Jepang menjadi I don’t want any balsamic vinegar (バルサミコ酢やっぱいらへんで~♪). Hal ini setidaknya menegaskan bahwa bagi masyarakat Jepang, lagu Caramelldansen terdengar seperti lagu-lagu Jepang pada umumnya.
Menjadi U-U-Uma Uma
Popularitas Caramelldansen tidak berhenti sampai di sini. Setelah Caramelldansen populer di Jepang, Exit Tunes, distributor musik Jepang, mendapatkan hak untuk mendistribusikan edisi Speedycake di Asia. Pada April 2008, lagu tersebut dirilis dalam album berjudul Uma Uma Dekiru Trance wo Tsukutte Mita 2: Sakusha Ha Byouki Series. Caramelldansen dirilis dengan judul U-U-Uma Uma.
Pemilihan judul U-U-Uma Uma bukan tanpa alasan. Di Jepang, lirik u-u-ua-ua sebelum masuk ke chorus disalahartikan oleh mereka sebagai u-u-uma-uma. Sama seperti kasus dansa med oss klappa era handen, u-u-uma-uma menjadikan lagu ini lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Ini bisa kita lihat pada penambahan emoticon (°∀°) pada bagian akhir judul meme.
Setelah rilis di Jepang, lagu U-U-Uma Uma berhasil meraih peringkat 16 dan bertahan selama 14 minggu di Oricon. Pada Maret 2009, U-U-Uma Uma mendapatkan penghargaan sebagai Single of the Year (International) dalam ajang Japan Gold Disc Awards ke-23.
Sejak 2008 pula, sebuah virtual group, Caramella Girls, diciptakan untuk mempromosikan Caramelldansen. Beranggotakan Mindy, Nadine, dan Vera, mereka berhasil mempopulerkan lebih jauh lagu tersebut di YouTube. Selain mengenalkan Caramelldansen, virtual group ini juga menyajikan lagu-lagu orisinal produksi mereka, dengan menampilkan ketiga personel dengan berbagai kostum.
Bahkan, popularitas Caramella Girls mengalahkan Caramell, selaku kelompok pertama yang membawakan lagu tersebut ke publik. Publik lebih mengetahui Caramelldansen edisi Speedycake ketimbang edisi orisinal dalam Supergott. Ini juga terjadi pada saya, ketika saya baru mengetahui edisi awal lagu tersebut lebih kurang dua tahun yang lalu. Saya mengira, Caramelldansen yang selama ini populer merupakan edisi yang paling awal.
Ketika Caramelldansen Berhasil Out-weeb Jepang
Caramelldansen tidak hanya populer di Jepang. Bagi beberapa orang, ia bahkan berhasil out-weeb Jepang dalam hal produksi budaya populer.
Seperti dalam sebuah postingan di Reddit empat tahun yang lalu. Postingan yang ditulis oleh @BadLuck627 tersebut mengungkapkan sebuah kisah pertemuannya dengan seorang wibu berusia lebih kurang 30 tahun. Wibu tersebut mengatakan, bahwa dirinya lancar berbahasa Jepang, tetapi tidak memahami satu pun lirik lagu Caramelldansen, lagu anime yang sangat ia sukai.
Setelah @BadLuck627 mengatakan bahwa Caramelldansen adalah lagu produksi Swedia, dan bukan Jepang, si wibu berkilah. Ia mengatakan, jika benar lagu tersebut tak berasal dari Jepang, mengapa ia diasosiasikan dengan gadis-gadis anime? Ia kemudian menuduh @BadLuck627 telah membuat cerita khayalan.
@BadLuck627 tidak sendirian. Sejumlah postingan di Reddit menyatakan Caramelldansen berhasil out-weeb Jepang dalam hal budaya otaku. Posisi Caramelldansen tersebut bahkan telah masuk ke dunia VTuber, ketika Shirakami Fubuki, Vtuber agensi Hololive, menyanyikan lagu tersebut.
Caramelldansen tidak hanya menjadi sebuah lagu sped-up semata. Kisahnya menjadi penggambaran bahwa dalam kasus khusus, sebuah budaya populer di luar Jepang dapat masuk ke negeri tersebut, untuk kemudian di-jepang-kan. Caramelldansen tidak hanya berhasil dikemas kembali sesuai dengan telinga masyarakat Jepang, tetapi dalam beberapa hal, out-weeb kultur wibu Jepang.