Categories Essay Focus

Memahami Berbagai Simbolisme dalam Dunia Alice in Wonderland 

Dibalik menariknya kisah fantasi dari cerita Alice in Wonderland terdapat banyak pesan dan makna yang tersirat sangat dalam. Berbagai macam teori muncul selaras dengan keyakinan banyak pihak. 

Mulai dari pubertas, lubang kunci, seks, narkoba hingga politik menjadi teori dan pesan tersembunyi dibalik petualangan ajaib dalam kisah Alice in Wonderland. Meski kisah ini dikategorikan dalam genre fantasi, tetapi tokoh utama Alice terinspirasi dari seorang anak berumur 10 tahun yang bernama Alice Liddell. 

Lewis Carroll mendapatkan inspirasi untuk cerita Alice in Wonderland pada tahun 1862, saat ia melakukan perjalanan wisata di sungai Thames bersama Alice Liddell dan dua saudara perempuannya. Tidak ada yang aneh, sampai pada sosok Lewis Carroll yang memandang penuh obsesi pada potret Alice yang masih sangat belia. 

Beberapa pihak mempercayai keanehan ini, karena perlakuan Lewis Carroll yang dirasa sangat berlebihan. Lewis kerap mengirimkan surat dan meminta teman belianya untuk duduk dipangkuannya dalam keadaan setengah telanjang. 

Selain itu, saat para kritikus menemukan gambar ginekologi seperti lubang kunci, kunci dan tirai yang disingkap. Gambar ini seperti melambangkan gairah seksual dan sebagian percaya bahwa simbol tersebut mirip seperti alat kelamin lelaki. Dari sini muncullah teori terkait seks, masturbasi dari naskah Alice in Wonderland.

Alice in Wonderland. Courtesy of Alice in Wonderland net

Alice in Wonderland adalah cerita dengan pesan yang kompleks. Selain berbagai teori yang cukup eksplisit, ada juga teori mengenai fase pubertas. Dipercaya bahwa Alice merasa tidak nyaman sehingga tidak stabil dalam menghadapi perubahan dalam dirinya.

Kurangnya pemahaman Alice terhadap aturan yang berlaku membuatnya sering kali berbenturan dengan kekuasaan dan situasi yang aneh, sehingga dia merasa kebingungan dan terkadang kabur.

Kompleksitas dari berbagai teori yang ada semakin bertambah dengan kepercayaan bahwa Alice mengkonsumsi zat halusinogen. Teori ini hadir saat Alice merasa tubuh dan benda disekitarnya berubah bentuk setelah mengkonsumsi kue dan ramuan. Sejak tahun 1960-an, cerita Alice in Wonderland kemudian mendapatkan perhatian dari para pecinta narkoba. 

Adegan demi adegan seolah menunjukkan bagaimana seorang pecandu narkoba yang sedang mengkonsumsinya seperti waktu berlalu secara acak, Cheshire cat tersenyum dan hilang satu menit setelahnya dan berbagai pil yang berada disana. Tingkah laku Alice ini terasa aneh sehingga memunculkan anggapan bahwa tokoh Alice adalah pecandu narkoba dan sedang mengkonsumsi zat halusinogen

Persepsi lainnya adalah Alice sebagai alegori politik. Saat Alice mengejar kelinci putih, ia berakhir di tempat aneh dengan ratu pemarah. Persepsi ini turut didukung oleh Lewis Carroll yang diketahui tidak menyukai Ratu Victoria yang menurutnya memiliki sistem hukum kacau. Reaksi Alice disini kebingungan dan mulai menerapkan nilai yang ia percayai dan nyaris menghancurkan seluruh penduduk. Adegan ini dipercaya sebagai bentuk opresi. 

Alice in Wonderland. Courtesy of Alice in Wonderland net

Terlalu banyak teori dan kritik liar mengenai pandangan orang terhadap Alice in Wonderland. Diantara seluruh teori dan kritik liar yang terus berkembang, ada banyak unsur geometri dan aritmatika dalam novel dan filmnya. 

Tidak heran lagi, mengingat Lewis Carroll adalah seseorang yang mengajarkan pelajaran matematika. Namun, pekerjaannya sebagai guru matematika dengan pikiran logis dan penuh kepastian. Bertolak belakang dengan cerita Alice in Wonderland yang dinilai sangat kacau dengan aturan aneh. 

Mungkin saja, Lewis Carroll mencoba untuk memperlihatkan bagaimana dunia membuat aturan yang tidak masuk akal dan relate dengan jaman sekarang. Namun, yang pasti Lewis Carroll berhasil menciptakan karya dengan berbagai unsur dan simbolisme yang mampu mematik berbagai sudut pandang.

Alice in Wonderland menjadi sebuah cerita yang timeless dan penuh dengan makna tersembunyi dibalik berbagai simbol yang hadir dalam perjalanan ceritanya. Berbagai analisis dan teori telah mencoba mengungkap lapisan-lapisan dalam cerita ini. 

Sehingga memungkinkan pembaca untuk melihat dari berbagai perspektif yang berbeda dan tenggelam lebih dalam lagi dalam sebuah perjalanan menawan menuju keajaiban tak terduga. Dapat dikatakan bahwa dengan pendekatan sastrawi pun, dunia imajiner dalam Alice in Wonderland, is truly a wonderland.

Sumber: BBC, LoveToKnow

Maulida Ika Cristiana
Gmail: maulidaana69@gmail.com
Instagram: maulidaic

Written By

Maulida Ika Cristiana

A Dullahan (Senior Writer) at Monster Journal.
She has developed experiences as a writer both in content writing and journalism through various projects.
Ana enjoys film with women issues, as well as horror. A Bachelor in Economic Education.
(maulidaana69@gmail.com)

More From Author

Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Mail Tm
7 months ago

This is my first time pay a quick visit at here and i am really happy to read everthing at one place

You May Also Like