Home » Review, Ant-Man and the Wasp: Quantumania (2023)

Review, Ant-Man and the Wasp: Quantumania (2023)

Quantumania adalah film ketiga dari franchise Ant-Man setelah Ant-Man (2015) dan Ant-Man and the Wasp (2018). Namun tidak seperti dua film sebelumnya, Quantumania seperti sudah kehilangan sentuhan ala film superhero Marvel. Quantumania tidak terasa lucu, tidak memiliki wow-factor, dan jalan caritanya terlihat tidak rapih. Menonton Quantumania seolah melihat Marvel mulai kesulitan mempertahankan keseruan dari universe-nya.

Quantumania dibuka dengan adegan monolog dari Scott Lang (Paul Rudd) dimana ia kini tengah merasakan hidup seperti superstar sebagai bagian dari Avengers yang telah menyelamatkan dunia dari Thanos. Dilain sisi, Cassie (Kathryne Newton), anak dari Scott Lang, kini sudah remaja dan memiliki kemampuan seperti orangtuanya, untuk membesar dan mengecil. Namun Cassie justru beberapa kali terlibat masalah dengan kepolisian.

Cassie Bersama dengan sang kakek, Hank Pym (Michael Douglas) memiliki ketertarikan terhadap ‘Dunia Quantum’ (Quantum Realm). Mereka berdua melakukan riset untuk bisa menghubungkan dunia manusia dan dunia quantum.

Ketika Cassie dan Hank menunjukan penelitian quantum mereka, terjadi sebuah kecelakaan yang mengakibatkan sinyal penghubung ke dunia quantum mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut mengakibatkan terbukanya lubang yang mampu menyerap orang dan benda disekitar kedalam lubang tersebut.

Ant-Man and The Wasp – Quantumania. Courtesy of Marvel Studio

Scott Lang beserta seluruh keluarganya tak terhindarkan dan harus ikut masuk terbawa kedalam lubang dunia kuantum, namun mereka harus terpisah saat tiba didalam. Disanalah mereka berusaha untuk bisa saling bertemu satu sama lain dan mencari jalan keluar dari dunia quantum. Narasi tersebut pulalah yang menjadi jalan cerita utama film Ant-Man kali ini.

Quantumania memiliki cerita yang terasa membosankan. Pertama kalinya sebuah film superhero terasa seperti film drama teen-lit. Scott Lang menjadi seorang ayah yang tidak suka melihat anaknya berulah, sedangkan Casey adalah anak remaja labil yang selalu ikut campur seolah kalo ada permasalahan dia harus turun tangan dan merasa bisa merubah segalanya.

Ant-Man yang juga biasanya nyaman dinikmati karena elemen humornya kini tidak lagi terasa lucu. Quantumania tampak tidak mampu memainkan bit-bit komedi baik saat membentuk premis maupun pada bagian punchline, baik pada dialog maupun adegan film.

Janet (Michelle Pfeifer) menjadi salah satu karakter penting dalam film ini. Kita telah mengethaui bahwa dalam dua film Ant-Man sebelumnya, Janet terjebak didalam dunia quantum. Selama berada dalam dunia quantum, Janet sempat bekerjasama dengan Kang the Conqueror (Jonathan Majors) yang diketahui akan menjadi supervillain dalam dunia Marvel selanjutnya.

Ant-Man and The Wasp – Quantumania. Courtesy of Marvel Studio

Adegan pengenalan terhadap karakter Kang the Conqueror bisa jadi satu-satunya bagian dalam film ini yang dikemas dengan baik. Dari semenjak Janet bekerjasama dengan Kang sudah mulai terasa sosok manipulatif dari Kang. Hal tersebut semakin terlihat begitu Janet tanpa sengaja melihat memori Kang.

Namun setelah melewati fase pengenalan tokoh Kang, kita tidak melihat potensi Kang secara maksimal. Karakter Kang tidak berkembang secara baik. Sebagai sosok yang diproyeksikan untuk menjadi next supervillain, Kang dalam film ini tidak terasa terlalu kuat dan terlalu mematikan.

Kang yang harus hidup dipengasingan karena dianggap berbahaya kalah lawan Ant-Man yang suka ngelawak. Terlebih, Ant-Man bukanlah superhero yang memiliki image sebagai superhero yang sekuat itu selayaknya Thor atau Iron Man atau Captain America, kekalahan Kang melawan Ant-Man dan yang lainnya membuat Kang terlihat sebagai lawan yang biasa aja.

Yang lebih mengecewakan lagi adalah pada bagian CG-nya. Quantumania yang ceritanya berfokus dengan latar dunia quantum tentu memerlukan efek CG yang tidak sedikit untuk menggambarkan dunia quantum. Tapi CG nya malah terlihat berantakan dan aneh. Yang lebih mengecewakan lagi adalah penampilan MODOK (Corey Stoll) yang sangat aneh dan terlihat maksa.

Quantumania sebagai film yang memperkenalkan sosok Kang the Conqueror harusnya bisa menjadi sebuah landasan yang solid untuk perkembangan film-film Marvel selanjutnya sebagaimana Spider-Man dan Dr. Strange juga telah mulai memperkenalkan secara lebih dalam tentang konsep Multiverse. Sayangnya Quantumania gagal memberikan kesan ‘deadly’ pada Kang dan gagal pula memberikan ‘kedalaman’ pada posisi Ant-Man dalam kompas penokohan di dunia MCU.

 

Our Score (5.5/10)

 

Judul: Ant-Man and the Wasp: Quantumania
Produksi: Marvel Studios
Sutradara: Peyton Reed
Cerita: Jeff Loveness
Pemeran: Paul Rudd, Evangeline Lilly, Jonathan Majors, Kathryne Newton, Michelle Pfeiffer, Michael Douglas

 

 

Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback
3 months ago

[…] Ant-Man and The Wasp: Quantumania terasa membosankan dan terkesan seperti drama remaja. Film ini tampak kesulitan menghadirkan komedi dalam premis maupun punchlinenya serta dalam dialog maupun adegannya. […]

UP!
Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
RSS
Pinterest
Pinterest
fb-share-icon
14
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x