Categories Anime Review

Review, Detective Conan: The Darkest Nightmare (2016)

Film ke 20 dari seri animasi Detective Conan The Movie yang berjudul The Darkest Nightmare adalah sebuah film yang memiliki dasar cerita yang kuat dengan plot yang menarik, namun sayang film ini tidak dikemas dengan baik dan rapih sehingga semuanya terasa kurang sempurna dan kurang matang.

Beberapa hal membuat film ini jadi lebih terlihat sebagai fan service, namun yang paling utama adalah dalam dua hal yakni melesetnya karakteristik Black Gang Organization (BGO), dan yang kedua adalah klimaks yang kurang rapih.

Seperti film Detective Conan The Movie lainnya, film ini dibuka dengan cerita pengantar yang epik dan wah. Toru Amuro atau yang dikenal dengan kode Bourbon, bersama Suichi Akai, dan tokoh baru bernama Curacao melakukan aksi kejar-kejaran di jalanan, aksi tembakan, kecelakaan, dan ledakan. Ketiga tokoh tersebut membuka dan memperkenalkan cerita film ini dengan kesan yang kuat.

Dalam film Detective Conan : The Darkest Nightmare ini diperkenalkan salah satu tokoh penting baru yakni Curacao, seorang informan penting dalam BGO. Namun kecelakaan membuatnya hilang ingatan. Curacao memegang informasi penting yang diburu oleh banyak pihak mulai dari kepolisian Jepang, FBI, dan juga BGO. Curacao memiliki daftar nama para anggota yang ternyata penyusup didalam BGO.

Namun akibat kecelakaan mobil yang dialami oleh Curacao, ia sendiri mengalami hilang ingatan tentang jati dirinya. Daftar nama yang dimiliki oleh Curacao serta keadaan yang dialami oleh Curacao inilah yang membentuk plot utama cerita film Detective Conan : The Darkest Nightmare ini.

20 tahun adalah tentu sebuah tahun yang spesial. Tentu tidak mudah bagi sebuah frenchise film untuk bertahan selama itu, termasuk juga film animasi. Dalam cerita Detective Conan ada dua jenis cerita yang sangat disukai penggemar. Yakni cerita yang berhubungan dengan Kaito Kid atau cerita tentang BGO. Namun Kaito Kid sudah muncul dalam film Detective Conan sebelumnya yang berjudul Sunflowers of Inferno yang juga sangat disayangkan dengan ceritanya yang kurang baik.

Pemilihan BGO sebagai tokoh antagonis adalah pilihan yang tepat. Yang menariknya lagi adalah BGO dalam film ini dibahas lebih dalam dengan memunculkan satu tokoh baru yakni Curacao. Pembentukan dan pengarahan karakter Curacao juga sudah dibuat sangat baik. Mulai dari identitas dirinya hingga pergumulan batin dan sebuah kesadaran baru yang didapatkan si tokoh.

Namun sangat disayangkan dengan segala kemungkinan cerita yang dimiliki oleh Curacao (spoiler alert) Curacao malah memiliki akhir yang drama didalam cerita yang memiliki citarasa misteri dan counter-intelligent. Dengan kemampuannya, Curacao harusnya mampus bertahan hidup misalnya dengan kabur dari excavator saat menahan laju komedi putar yang jatuh daripada tetap diam didalam dan mati.

Diatas saya menyebutkan salah satu kesalah dalam film ini adalah melesetnya karakteristik. Contoh pertama adalah Curacao tadi, jika seandainya sang pembuat cerita ingin membuat adegan kematian, lebih baik tokoh lain. Atau jangan bentuk tokoh Curacao sebagai si jago beladiri dengan kemampuan mata-mata level atas.

Contoh kedua adalah Gin, salah satu anggota BGO yang paling cerdas, berkepala dingin, dan tidak berperasaan. Tapi hanya gara-gara detonator bom miliknya berhasil dijinakan tiba-tiba ia marah dan meluncurkan tembakan bertubi-tubi dari pesawat. Sungguh tindakan yang tidak mungkin dilakukan oleh Gin. Jika tindakan tersebut dikomandoi oleh Chianti yang mudah panas atau Vodka yang berpikir lambat masih mungkin.

Kemudian beberapa tokoh yang vital dalam cerita Detective Conan tidak memiliki peran dalam film ini seperti Ran, Sonoko, dan juga Kogoro Mouri. Mereka bertiga hanya sekedar lewat dan tidak terlihat berguna. Sangat disayangkan ketiga tokoh tersebut muncul tapi tidak memberikan andil. Buat saya pribadi sih ini bukan masalah besar, namun patut untuk disayangkan.

Kematian Curacao dan tembakan bertubi-tubi dari BGO atas perintah Gin membuat seolah film kali ini ingin membuat atau ingin fokus terhadap sebuah moment epic yang memberikan wow-factor. Ya, adegan ending film ini memang memberikan wow-factor, tapi bagi para penggemar setia Detective Conan seperti saya yang selalu setia mengikuti ceritanya, momen-momen tersebut tidak seharusnya terjadi dan bisa dibuat lebih baik dan lebih rapih lagi.

Ada satu yang menarik dan cukup mencuri perhatian dalam film ini, yaitu adalah pembahasan tentang tokoh Matsuda Jinpei yang dalam cerita utama anime atau manga Detective Conan mampu memberikan kesan kuat meskipun hanya sebentar. Dalam film ini ia muncul hanya sebagai topik pembicaraan yang sebentar, sedikit, namun menarik dan berhasil mencuri perhatian.

Film Detective Conan kali ini memang memiliki cerita menarik yang jika seandainya dikemas lebih baik lagi mungkin akan bisa menjadi salah satu film terbaik Detective Conan The Movie. Sutradara Kobun Shizuno yang menukangi Detective Conan The Movie sejak film ke 15 yang berjudul Quarter of Silence hingga kini memang masih belum berhasil membuat cerita Detective Conan yang dikemas dengan baik.

Our Score (6/10)

Judul                     : Detective Conan : The Darkest Nightmare / Metantei Konan : Jonkoku no Naitomea
Produksi              : TMS Entertainment
Cerita Asli            : Aoyama Gosho, Takeharu Sakurai
Sutradara            : Kobun Shizuno


Oleh : Putu Radar Bahurekso
t : @puturadar | ig : putu.radar


Written By

Demon Lord (Editor-in-Chief) of Monster Journal.
Film critics, and pop-culture columnist.
A bachelor in International Relations, and Master's in Public Policy.
Working as a Consultant for Communications and Public Affairs.

(radarbahurekso@gmail.com)

More From Author

Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Зареструйтесь, щоб отримати 100 USDT
Зареструйтесь, щоб отримати 100 USDT
10 months ago

Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you. https://www.binance.com/uk-UA/register?ref=JHQQKNKN

You May Also Like