Categories Film Review

The Battleship Island, Blokbuster Moderen Yang Simpatik

Kisah tentang sejarah penjajahan, aksi militer, ataupun duka masa lalu memang selalu menjadi komuditas yang laku dipertontonkan, apalagi pada sekitar hari kemerdekaan. Setidaknya di bulan dimana terdapat hari kemerdekaan, menunjukan sisi nasionalis yang dihiasi kata bijak seolah menjadi trendi.

Korea Selatan pun sama, negara yang merayakan hari kemerdekaanya pada tanggal 15 Agustus ini juga memiliki cukup banyak film tentang jaman penjajahan. Baru-baru ini dirilis sebuah film berlatar belakang sejarah penjajahan Jepang yang berjudul The Battleship Island, sebuah film yang memperlihatkan luka lama bekas penjajahan yang masih belum sembuh. Sebuah film yang mampu memberikan perasaan kolektif yakni duka masa lalu, dan nasionalisme di bulan Agustus.

Dua hal tersebut adalah perasaan yang mampu dirasakan secara kolektif oleh setiap penontonnya. Untungnya film ini dikemas dengan baik oleh sutradara Ryu Seung Wan (Veteran, The Berlin File) sehingga bukan hanya menjual perasaan kolektif saja tapi benar-benar sebuah film blockbuster yang menghibur.

The Battleship Island memiliki setting waktu pada masa akhir penjajahan Jepang terhadap Korea yang berlokasi di Pulau Hashima (disebut juga Pulau Gunkanjima atau Battleship Island), sebuah pulau kecil penghasil tambang batu bara. Ratusan orang Korea dipekerjakan secara paksa disana, yang laki-laki disuruh menambang dan yang wanita dijadikan wanita penghibur. Film ini bercerita tentang penderitaan yang dirasakan masyarakat Korea selama di Hashima dan juga upaya mereka untuk kabur setelah Jepang kalah dari Sekutu di Perang Dunia 2.

Film ini melibatkan sangat banyak pemeran, dan yang menarik adalah hampir tidak ada satu pemeran pun yang terasa tidak berguna. Setiap pemeran memiliki kegunaannya masing-masing dalam mengembangkan dan memperlihatkan cerita film ini.

Yang menjadi tokoh utama dalam cerita film ini adalah seorang musisi bernama Kang Ok (Hwang Jung Min) dan juga putrinya yang bernama So Hee (Kim Su An). Hubungan Ayah dan Anak dari dua orang ini mencoba menarik simpati tentang kejamnya perang. Kemudian ada Choi Chil Sung (So Ji Sub) seorang mantan preman, lalu Mal Nyeon (Lee Jung Hyun) yang karena nasib terpaksa jadi seorang wanita penghibur, dan juga Park Moo Young (Song Joong Ki) seorang agen rahasia yang bertugas membawa kabur seorang tokoh kemerdekaan Korea yang terjebak di Hashima.

Jika film ini diibaratkan kedalam orang maka Kang Ok dan So Hee adalah hati dari film ini, kedoa sosok inilah yang membangun rasa sensitivitas di setiap bagian film dan juga yang menghubungkan narasi film dengan empati penonton. Choi Chil Sung dan Mal Nyeon adalah tangan dan kaki yang membuat film ini terus maju tanpa peduli apapun, dan Park Moo Young adalah otak yang secara detail dan rapih menjadi pengendali cerita ini melalui aksi dan rencananya.

Sebagai sebuah film berlatar sejarah yang menyelipkan tentang rasa nasionalisme, cerita film ini dikemas dengan baik. Ceritanya rapih namun tetap dinamis, setiap percakapan dan adegan aksi yang muncul pun mampu membuat penonton fokus dan larut kedalam cerita. Meskipun didasari kejadian nyata, namun ini adalah sebuah kisah fiktif dan disitulah sutradara Ryu Seung Wan mampu memaksimalkan cerita arahanya.

Film ini juga didukung dengan pengarahan sinematrografi yang baik, beberapa kali kita diperlihatkan adegan yang terasa penuh kata-kata meskipun tidak ada dialog. Yang paling terlihat tentu pada adegan saat Kang Ok dan So Hee bermain lompat tali malam-malam kala hujan, sebuah adegan yang hangat dan haru. Lalu juga ada adegan saat Park Moo Young dikelilingi oleh lilin ketika bertanya tentang kesiapan masyarakat Korea untuk kabur dari Hashima, sebuah adegan yang berpengharapan.

The Battleship Island adalah contoh sebuah film blockbuster moderen yang pandai bermain dengan emosi penonton. Selain itu juga kerapihan ceritanya membuat film ini mudah untuk diikuti namun tetap tidak mudah diprediksi. Film ini menunjukan bagaimana seharusnya film berlatar sejarah dengan sisipan nasionalisme seharusnya dikemas.

Bukan soal tokoh yang suka teriak dan ceramah soal kebebasan dan persatuan, bukan juga sosok politisi yang peduli pada rakyat, bukan juga pidato naratif yang mendramatisir cerita. Namun rasa simpati yang dibangun kolektif ditambah plot yang rapih dan penokohan yang cermat lah kuncinya.

 

Our Score (8/10)

 

 

Judul                     : The Battleship Island
Sutradara             : Ryu Seung Wan
Cerita                    : Ryu Seung Wan
Produksi               : Filmmaker R&K
Pemain                 : Hwang Jung Min, Kim Su An, So Ji Sub, Song Joong Ki, dan Lee Jung Hyun

 

 

 


Oleh : Putu Radar Bahurekso
t : @puturadar | ig : putu.radar


 

Written By

Demon Lord (Editor-in-Chief) of Monster Journal.
Film critics, and pop-culture columnist.
A bachelor in International Relations, and Master's in Public Policy.
Working as a Consultant for Communications and Public Affairs.

(radarbahurekso@gmail.com)

More From Author

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

You May Also Like