Portal ke isekai lain terbuka lebar. Pasukan Japan Self-Defense Force (JSDF) bersiap memasuki portal tersebut. Mereka membawa serta persenjataan lengkap, tank lapis baja, pesawat tempur, dan artileri.
Di sisi lain, pasukan dunia isekai, yang masih bersenjatakan pedang dan panah, berbaris dengan rapi. Mereka menunggu instruksi dari sang komandan, apakah akan menyerang atau tidak.

Komandan akhirnya memberikan instruksi: serang pasukan JSDF. Namun, belum sempat pasukan dunia isekai berhadapan langsung dengan pasukan JSDF, mereka sudah dibombardir artileri. Pasukan naga terbang yang mereka bawa, juga langsung dihabisi oleh sekumpulan pesawat jet bersenjatakan lengkap.
Dalam pertempuran tidak sebanding tersebut, pasukan dunia isekai kalah telak. Komandan mereka kehilangan tangan dan kaki akibat ledakan artileri. Kekalahan mereka, menjadi awal kolonialisme Jepang atas dunia isekai dalam anime Gate: Jietai Kano Chi nite, Kaku Tatakaeri atau Gate.
Kolonialisme Selayang Pandang
Gate tidak hanya menggambarkan relasi antara Jepang, sebagai kekuatan utama dalam anime ini, dengan dunia isekai abad pertengahan. Ia juga menampilkan bagaimana kolonialisme bekerja secara ril.
Mengutip Erin Blakemore dalam artikel What is Colonialism?, kolonialisme didefinisikan sebagai kontrol yang dilakukan sebuah kekuatan terhadap wilayah atau orang lainnya. Kolonialisme terjadi ketika sebuah negara menaklukkan negara lain, menguasai populasinya dan melakukan eksploitasi atasnya.

Menurut Stanford Encyclopedia of Philosophy, kolonialisme merupakan sebuah praktik dominasi. Suatu negara mendominasi negara/masyarakat lain tidak hanya melalui kekuatan militer, tetapi juga melalui ketergantungan ekonomi, penetrasi kebudayaan, dan lainnya.
Salah satu praktik dominasi tersebut, yakni ketergantungan ekonomi, dapat kita temukan dalam penjelasan Ania Loomba. Dalam buku Colonialism/Postcolonialism, kolonialisme membuat negara terjajah terjerat dalam jejaring kapitalisme yang dibangun oleh negara penjajah. Mereka tidak hanya ditaklukkan secara politik, tetapi pula tergantung secara ekonomi dengan negara penjajah.
Berikutnya, terkait penetrasi kebudayaan, kolonialisme memberikan kesempatan kepada negara terjajah untuk merasakan kehidupan negara penjajah. Mengutip Rudolf Mrázek dalam buku Engineers of Happy Land: Perkembangan Teknologi dan Nasionalisme di Sebuah Koloni, masyarakat terjajah akan mengadopsi kebudayaan masyarakat penjajah, untuk kemudian memaknainya sesuai dengan cara pandang mereka.

Meski begitu, itu tidak menjadikan mereka setara dengan masyarakat penjajah. Mereka akan tetap menjadi masyarakat kelas tiga dalam masyarakat koloni. Mereka, mengutip Henk Schulte Nordholt dalam artikel Modernity and cultural citizenship in the Netherlands Indies, kebudayaan masyarakat penjajah menjadi simbol kewarganegaraan kultural bagi masyarakat terjajah, menjadikan mereka bagian dari masyarakat koloni, meski dengan batasan-batasan tertentu.
Wujud Kolonialisme dalam Gate: Ikut Campur Urusan Bumiputra
Setelah melihat bagaimana kolonialisme didefinisikan secara singkat, pertanyaan berikutnya yang perlu kita jawab adalah bagaimana kolonialisme direpresentasikan dalam anime Gate? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu melihat bagaimana interaksi antara JSDF dengan dunia isekai dalam anime ini.
Setelah pertempuran tak seimbang antara pasukan isekai dengan JSDF, pasukan JSDF mulai melakukan penetrasi ke wilayah isekai. Mereka mengenalkan diri mereka sebagai pasukan yang baik hati, dan membantu siapa saja yang sedang kesulitan.

Pada episode pertama, terlihat pasukan JSDF membantu LeLei La Lalena, seorang penyihir dari ras manusia yang berpenampilan cerdas, dan Tuka Luna Marceau, seorang elf yang kehilangan keluarganya dan ditemukan tidak sadarkan diri di dalam sebuah sumur.
Juga pada episode-episode awal anime ini, terlihat pasukan JSDF menjalin kerja sama dengan Rory Mercury, seorang demigod dengan kekuatan yang luar biasa sakti. Kerja sama dengan Rory berbuah manis, karena ia adalah seorang monster yang sangat ditakuti rakyat isekai. Siapa pun yang melenceng, akan dihabisi olehnya.

Namun, wujud kolonialisme yang paling nyata dalam Gate adalah ketika JSDF ikut campur dalam urusan perpolitikan Empire, sebuah kerajaan isekai. Dengan menjalin kerja sama kepada Piña Co Lada, anak kelima Kaisar Molt, JSDF berhasil menggulingkan kekuasaan kerajaan dari putra mahkota Zorzal El Caesar. Sebagai gantinya, Piña diangkat sebagai penguasa baru di Empire.
Langkah ikut campur pasukan JSDF tersebut tidak hanya dengan memberikan dukungan persenjataan, yakni dengan mengerahkan kekuatan militer maupun peralatan tempur. JSDF juga mendekati orang-orang berpengaruh di Empire, sehingga mereka mengakui Piña yang disokong oleh JSDF.
The White Man’s Burden dalam Gate
Representasi kolonialisme dalam Gate tidak hanya tergambar dalam ikut campur JSDF dalam perpolitikan di Empire. Ia juga dapat dilihat melalui penggambaran The White Man’s Burden yang tergambar melalui interaksi antara Itami Youji dengan gadis-gadis isekai.
Ketika Itami mengajak LeLei, Tuka, Rory, dan Piña ke Jepang melalui portal isekai, mereka terkesima melihat modernitas Jepang. Segalanya serba berbeda, dibandingkan dunia isekai mereka yang masih bergerak dengan kuda, panah, dan pedang.
Keempat gadis tersebut tidak hanya merasakan modernitas dengan menaiki kereta api atau mobil. Mereka juga merasakan modernitas dalam wujud menggunakan pakaian-pakaian modern. Terlihat, dalam sebuah adegan, LeLei, Tuka, dan Rory membeli pakaian baru untuk diri mereka.

Selain itu, Piña dan Bozes Co Palesti, sahabatnya, terlihat menyukai kebudayaan masyarakat Jepang lebih dalam. Mereka mengatakan kepada teman Itami, bahwa mereka ingin melihat kebudayaan tersebut. Awalnya, mereka diajak ke museum, tetapi jenuh dengan apa yang ada di sana.
Ternyata, kebudayaan yang dimaksudkan oleh Piña dan Bozes adalah manga BL (boys love), salah satu genre yang menggambarkan hubungan antara dua orang lelaki. Mereka berdua terkesan dengan manga BL, melihatnya sebagai sebuah kebudayaan bagi mereka.
Namun, adegan paling menarik adalah ketika LeLei berbicara di depan Diet Jepang. Dalam orasi politiknya, LeLei mengatakan bahwa pasukan JSDF telah membantu kehidupan masyarakat isekai. Mereka mengerahkan tenaga mereka, memberikan pelayanan kesehatan dan kesejahteraan kepada masyarakat di dunia isekai.

Penggambaran LeLei dan interaksi antara keempat gadis isekai di Jepang tersebut, menggambarkan bagaimana JSDF sedang melakukan misi memperadabkan dunia isekai. Seolah terbawa beban masyarakat kulit putih (The White’s Man Burden), JSDF merasa penting untuk membawa peradaban ke wilayah Empire.
Dengan mengenalkan mereka modernitas, baik dalam bentuk kendaraan, pakaian, hingga manga BL, JSDF mendorong masyarakat Empire untuk menjadi lebih beradab. Tujuan akhirnya, tentu saja menekan peluang pasukan Empire untuk menyerang Jepang, dan mungkin pada kesempatan lain, membuat mereka dapat memerah sumber daya alam di Empire.
Dapat dikatakan, Gate adalah sebuah imaji tentang kolonialisme. Namun, ia tidak hanya kolonialisme dalam arti penaklukan militer semata dan ikut campur urusan Empire semata. Di balik itu, terdapat kolonialisme yang lebih lembut, yakni melakukan misi memperadabkan masyarakat isekai melalui ekonomi dan kebudayaan. Pada akhirnya, itu membuat Empire masuk dalam jejaring kapitalisme yang dibangun Jepang, melalui tangan pasukan JSDF di dunia isekai.