Pada tahun 2012, Joko Anwar sempat membuat sebuah film pendek berjudul Grave Torture yang juga memiliki arti Siksa Kubur dalam Bahasa Indonesia. Film pendek ini bercerita tentang seorang anak kecil yang secara tidak sengaja ikut terkubur bersama jenasah dari ayahnya yang merupakan seorang pembunuh berantai. Dalam peti jenasah tersebut, sang anak melihat ayahnya mendapatkan siksa kubur.
Film Siksa Kubur (2024) ini merupakan pengembangan dari film pendek Joko Anwar sebelumnya. Sebuah film panjang yang menceritakan tentang narasi siksa yang dialami oleh jenasah didalam kubur setelah ia meninggal. Namun sayangnya, film ini tidak memiliki tujuan yang jelas dalam bercerita tentang siksa kubur. Sejak Janji Joni, bisa dikatakan bahwa ini adalah film terburuk Joko Anwar.
Film ini dimulai dengan adegan sebuah keluarga kelas menangah yang bahagia dan harmonis. Sebuah keluarga yang memiliki usaha Toko Kue Buaya, dan sebuah keluarga ideal versi kampanye Keluarga Berencana jaman Orde Baru, Ibu, Bapak, serta 2 anak laki-laki dan Perempuan.
Sanjaya (Fachry Albar) dan Mutia (Happy Salma) adalah sepasang suami-istri yang memiliki usaha roti rumahan. Dalam menjalankan usahanya, pasangan ini dibantu oleh kedua anak mereka yakni Adil (Muzakki Ramdhan) dan anak kedua mereka yakni Sita (Widuri Puteri). Suatu ketika, toko mereka didatangi oleh sekelompok orang mencurigakan. Ada kelompok yang berusaha mencuri uang kasir, dan ada orang yang setelah diberikan minum oleh Adil kemudian memberikan sebuah kaset rekaman sambil berkata untuk tidak keluar rumah apapun alasannya.
Setelah kelompok pencuri uang kasir itu pergi, Sita kemudian memberitahu kedua orangtuanya bahwa uang kasir telah dicuri. Sanjaya dan Mutia kemudian mengajar keluar toko dan tak lama ada bom meledak dari toko sebelah yang menewaskan kedua orangtua Sita dan Adil serta kelompok pencuri tadi.
Setelahnya kehidupan Adil dan Sita mendadak berubah, terlebih setelah mereka masuk pesantren. Adil masih menjadi bocah cupu yang tidak bisa mengambil keputusan namun memendam trauma mendalam, Sita tumbuh dengan obsesinya terhadap pembuktian siksa kubur yang menurutnya menjadi alasan bom bunuh diri pelaku yang membunuh kedua orangtuanya.
Sebetulanya Siksa Kubur memiliki sebuah potensi yang menarik untuk tumbuh dan berkembang ke berbagai macam arah. Ia bisa menjadi sebuah film religi yang membawa pesan moral, film horror dengan jumpscare dan narasi pantangan, ataupun film filsafat yang menjadi sebuah dialektika perdebatan antar kelompok kanan dan kiri. Sayangnya, film Siksa Kubur gagal menentukan arah kemana film ini berlayar, serta gagal pula menjadi sebuah film yang bagus dan menghibur.
Siksa Kubur adalah film yang tidak punya arah, seolah memaksakan diri untuk jadi film religi ‘edgy’ dengan mencampuradukan segala hal dan bereksperimen dengan plot berantakan dan ending anti klimaks. Memasukan unsur horror dalam adegan-adegan yang random seolah untuk formalitas agar ada yang bikin takut, serta dialog tentang siksa kubur yang gak ada ujungnya. Film ini jadinya bikin bingung sendiri, dengan ending yang juga tidak jelas seolah berusaha meniru Inception dengan eksekusi yang mati gaya dan pada genre yang tidak tepat.
Satu elemen yang punya potensi paling menarik dalam film ini adalah tokoh Sita. Sita adalah tokoh sentral dalam film ini, karena plot film ini berjalan dengan sudut pandang dan pemikiran Sita. Semenjak kematian orangtuanya, Sita menyimpan kebencian terhadap ide dari Siksa Kubur bukan ke terorisnya, suatu hal yang masih sulit untuk bisa diterima.
Sosok Sita juga seolah memperlihatkan bagaimana hidup di Indonesia jika ada orang yang ingin membuka dialog terbuka dan demokratis tentang agama, banyak kelompok masyarakat yang tidak akan terima.
Kita melihat upaya Sita yang tidak hanya diserang masyarakat tapi juga hantu-hantu ikut nolak usaha dia. Sita yang gak pernah melakukan hal pamali sekalipun, masih aja diganggu hantu cuman gara-gara ingin mencari tahu kebenaran Siksa Kubur, begitupun dengan Adil. Lucu juga ini cuk!
Film ini juga memiliki plot yang berantakan dilihat dari beberapa keputusan dari karakternya juga terasa artificial, seperti tiba-tiba ada suster tidur dengan penghuni panti jompo lah, anak yang nuduh suster ngincer harta orang jompo lah. Menjelang akhir kita melihat Sita kembali dipertemukan dengan orangtuanya dalam sebuah ruang dengan colour grading merah yang sangat kental. Seolah menunjukan bahwa Sita tampak mampu berdamai dengan masa lalunya. Namun Sita justru masuk kedalam dunia inception dimana kita sebagai penonton tidak lagi tahu apakah itu hayalan, mimpi, atau kenyataan Sita. Kenapa juga mesti kearah ini, hal yang juga sulit dimengerti.
Dalam berbagai sumber daya mulai dari karakteristik Sita yang menarik, setting religi, ditambah support dari para aktor senior, film Siksa Kubur sebetulnya mampu menjadi sebuah karya yang berbicara tentang filsafat keagamaan dengan menemukan titik kelompok kanan dan kelompok kiri dalam sebuah titik tengah demokratis. Atau menjadi film religi sekalian dimana Sita kemudian mendapat hidayah dan berserah. Tidak ada masalah apapun arahnya.
Sayangnya film ini malah memilih untuk menjadi Inception KW dengan eksekusi ending yang anti-klimaks, serta opening dengan CGI api-api KW ala ledakan bom di Oppenheimer untuk membangun mood keseraman akan siksa kubur. Jadi kemana arahnya? Siksa Kubur adalah film religi yang bersusah payah untuk pingin tampil edgy.
Our Score (4.5/10)
Judul: Siksa Kubur
Produksi: Rapi Films, Legacy Pictures, Come and See Pictures, IFI Sinema, Komet Production
Sutradara: Joko Anwar
Penulis: Joko Anwar
Pemeran: Widuri Puteri, Faradina Mufti, Muzzaki Ramdhan, Reza Rahadian, Fachri Albar, Happy Salma, Slamet Raharjo
Hi i think that i saw you visited my web site thus i came to Return the favore I am attempting to find things to improve my web siteI suppose its ok to use some of your ideas
Wonderful web site Lots of useful info here Im sending it to a few friends ans additionally sharing in delicious And obviously thanks to your effort
I do believe all the ideas youve presented for your post They are really convincing and will certainly work Nonetheless the posts are too short for novices May just you please lengthen them a little from subsequent time Thanks for the post
I was recommended this website by my cousin I am not sure whether this post is written by him as nobody else know such detailed about my trouble You are amazing Thanks