Categories Film Review

Review, Heartbreak Motel (2024)

Angga Dwimas Sasongko, sutradara film ‘Mencuri Raden Saleh’ dan ‘13 Bom di Jakarta’, kembali berkarya dengan cerita yang fresh sekaligus intens melalui ‘Heartbreak Motel’ yang diperankan langsung oleh bintang-bintang papan atas seperti Laura Basuki hingga Reza Rahardian. Film ini diadaptasi dari sebuah novel karya Ika Natassa dan bercerita melalui pendekatan psikologis karakter Ava Alexandra (Laura Basuki) yang memiliki trauma masa kecil sekaligus sebagai korban kekerasan dalam hubungannya dengan Reza Malik (Reza Rahardian).

Cerita dimulai dengan voice over karakter Ava dan visual kamuflasenya dari satu adegan ke adegan yang lain. Ava merupakan seorang aktris yang sedang naik daun, beradu akting dengan Reza Malik, kekasihnya, dalam sebuah film berjudul ‘Arok dan Dedes’. Sayangnya, hubungan cinta mereka diliputi kekerasan sebab Reza bersifat dominan, manipulatif, egois, dan sombong. Hal itu membelenggu Ava dan memantik traumanya akan kekerasan orang tua yang ia hadapi bertahun-tahun lalu. 

Selepas Ava hampir membunuh Reza, ia mengganti identitasnya dan bekerja di sebuah motel sebagai housekeeper. Ava menjalani kehidupan barunya sebagai Maya yang nantinya bertemu dengan Raga (Chicco Jerikho), seorang seniman, yang hidup dalam kesederhanaan dan ketulusan. Melalui Raga pula Ava dapat menyesap rasanya kebebasan dan menemukan jati dirinya sebagai seorang individu. 

Film bergenre romantis ini tidak menyuguhkan adegan-adegan cinta yang kompleks, walaupun bercerita tentang cinta segitiga antara Ava, Reza, dan Raga. Dominasi dari sudut pandang Ava lah yang turut mengindahkan isi cerita di dalam film sebab perasaan Eva yang kompleks sekaligus trauma yang membelenggunya diletakkan ke dalam visualisasi yang menarik. Tak sampai di situ, karakter Ava mengalami perkembangan menjadi sosok perempuan kuat dan apa adanya setelah dirinya ketahuan menyamar menjadi seorang housekeeper. Melalui berbagai adegan emosional yang mendalam, ‘Heartbreak Motel’ membawa penonton menyelami kompleksitas perasaan Ava. 

Reza Malik & Ava Alexandra. Courtesy by CNN Indonesia.

Laura Basuki dengan cemerlang menggambarkan perubahan emosional karakternya, mulai dari ketakutan dan ketidakberdayaan hingga keberanian dan kemandirian. Reza Rahardian, di sisi lain, berhasil memberikan dimensi pada karakter Reza Malik yang tidak hanya antagonis, tetapi juga produk dari luka batin dan kerapuhan yang tersembunyi di balik sikap dominannya. Di samping itu, karakter Raga yang dieksplorasi lebih mendalam merupakan sosok simbolisasi dari kebebasan, kesederhanaan, dan ketulusan. 

‘Heartbreak Motel’ merupakan film dengan kritik sosial terhadap hubungan yang tidak sehat dan pentingnya pemulihan diri. Visual dan alur cerita yang dinamis menjadikan ‘Heartbreak Motel’’ sebuah karya yang tak hanya menghibur tetapi juga memberikan pesan mendalam bagi penontonnya. Di akhir cerita, Ava memberikan inspirasi bahwa kekuatan sejati datang dari dalam dan dari keberanian untuk melepaskan diri dari belenggu masa lalu.

Selain penampilan para aktor yang memukau, sinematografi ‘Heartbreak Motel’ juga patut diacungi jempol. Penggunaan warna, pencahayaan, dan angle kamera yang tepat berhasil mengekspresikan emosi dan situasi yang dialami para karakter. Adegan-adegan yang memperlihatkan kesendirian Ava di tengah gemerlapnya kehidupan artis sangat menyentuh dan memberikan gambaran jelas tentang isolasi emosional yang dirasakannya.

‘Heartbreak Motel’ tidak hanya menawarkan hiburan semata, tetapi juga memberikan refleksi tentang hubungan manusia dan dinamika kekuasaan di dalamnya. Film ini mengeksplorasi hubungan Ava dengan dirinya sendiri bagaimana ia berani mengambil langkah untuk keluar dari hubungan yang tidak sehat dan berusaha untuk bisa menghargai apa adanya dirinya. Dalam perjalanannya, Ava menunjukkan bahwa pemulihan adalah sebuah proses yang membutuhkan waktu dan keberanian, namun hasilnya adalah kebebasan dan kekuatan sesungguhnya.

Laura Basuki sebagai Ava Alexandra. Courtesy by Solo Balapan.

Selain itu, performa pendukung dalam film ini juga tak kalah mengesankan. Karakter-karakter tambahan memberikan kontribusi signifikan dalam membangun suasana dan memperkaya cerita. Kehadiran mereka memperkuat tema utama film tentang pengertian dan dukungan dalam proses pemulihan diri. Dialog-dialog yang digarap dengan hati-hati membantu mengungkapkan kedalaman psikologis setiap karakter, terutama dalam situasi yang menegangkan.

‘Heartbreak Motel’ juga memberikan porsi yang cukup pada aspek visual dan musikal yang mendukung jalan cerita film ini. Kualitas sinematografi dan pemilihan musik yang cermat menjadikan setiap adegan terasa lebih hidup dan menyentuh, menjalin hubungan emosional yang kuat antara penonton dan cerita. 

Secara keseluruhan, ‘Heartbreak Motel’ adalah sebuah karya yang sukses memadukan elemen-elemen sinematik dengan pesan yang mendalam. Film ini tidak hanya menawarkan hiburan yang memikat tetapi juga menyuguhkan refleksi yang berharga mengenai kekuatan individu dan pentingnya melepaskan diri dari hubungan tidak sehat. 

Our Score 8/10

Judul: Heartbreak Motel
Production: Visinema Pictures
Director: Angga Dwimas Sasongko
Screenwriter: Angga Dwimas Sasongko
Casts: Laura Basuki, Reza Rahardian, Chicco Jerikho, Sheila Dara

Petricia Putri Marricy
IG:
@mricyls
E-mail: petriciamarricy@gmail.com

Written By

The Monster Army

The Monster Army (Junior Writer Interns) at Monster Journal.
The force behind the steady growth of Monster Journal and currently undergo a training and mentoring under the Editors of Monster Journal.
Most of the writers are students in high-school, university, and even fresh graduates.

More From Author

Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
URL Shortener
URL Shortener
3 months ago

Hey, I’m Jack. Your blog is a game-changer! The content is insightful, well-researched, and always relevant. Great job!

You May Also Like