Categories Essay Focus

Dari Penyelamat ke Tengkorak: Perjalanan Miyazono Kaori sebagai Waifu

Ketika masih mengelola halaman Facebook Knowledgia Studio” setahun yang lalu, saya sempat menulis tulisan mengenai Sayu Ogiwara dan Nishimiya Shouko, masing-masing karakter dalam anime “Hige wo Soru: Soshite Joshikousei wo Hirou” dan “Koe no Katachi” dan bagaimana para wibu memandang dua karakter tersebut.

Karakter yang disebut pertama dipahami sebagai sosok yang melacurkan dirinya, dilihat sebagai wanita tuna susila (WTS) atau lonte, dan karakter yang disebut terakhir menjadi “babi” karena memiliki gaya berbicara yang dipandang serupa dengan… babi.

Dalam kedua tulisan tersebut, saya melihat bagaimana kedua karakter tersebut berubah dari sosok yang digemari atau menjadi favorit menjadi bahan untuk melecehkan sesama wibu serta menjadi pembicaraan selama beberapa waktu.

Hal serupa juga bisa terjadi kepada karakter Miyazono Kaori. Berbicara mengenai Kaori, karakter wanita dalam anime “Shigatsu wa Kimi no Uso”, yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Your Lie in April, ia banyak menjadi pembicaraan orang-orang yang mengikuti pop-kultur anime. Sejak pertama kali dianimasikan, ia menjadi karakter yang banyak digemari kaum wibu dan mereka yang mengikuti perkembangan anime di Indonesia. Bisa dikatakan, Kaori telah menjadi household names dalam mentalitas mereka.

Miyazono Kaori, courtesy of Dunia Games

Mendengar seseorang menyebut nama Miyazono Kaori, yang terlintas di dalam benak pertama kali adalah ia sebagai “tengkorak”. Penyebutan ini muncul karena dalam kisah perjalanan hidupnya, ia meninggal dunia karena sakit yang diderita sejak lama. Mereka yang menjadikan Kaori sebagai waifu (secara harfiah berarti “istri”) dianggap menyukai karakter yang telah mati, berubah menjadi kerangka di dalam kubur.

Umumnya, Kaori diusung sebagai bahan sindiran terhadap mereka yang menjadikannya sebagai waifu, atau kepada mereka yang baru pertama kali menonton “Shigatsu wa Kini no Uso”, yang juga dikenal dengan nama Your Lie in April dalam bahasa Inggris. Juga, Kaori diusung sebagai sebuah penanda bahwa akun media sosial tersebut “keras” terhadap serangan para “koboi”, yang populer dengan kalimat “sudah keraskah akunmu” ataupun “krah krah”.

Kaori, yang muncul pada bagian akhir episode 1 anime ini, tampil sebagai karakter yang berhasil menyelamatkan Kousei Arima dari trauma mental terhadap musik. Ia, dengan sedikit usaha, mengubah pandangan Kousei terhadap musik. Ia, yang selama ini diajarkan bak metronom oleh ibunya, belajar bahwa musik merupakan sebuah petualangan, yang dimainkan sebagai seni yang menggugah batin, tidak sebagai sarana untuk tampil sempurna.

Disayangkan, perjalanan Kaori harus berakhir melawan penyakit. Kematian Kaori, yang membawa perasaan kasmaran-nya terhadap Kousei ke liang lahat, membuat para penonton awal Your Lie in April merana. Perasaan ini dimanfaatkan mereka untuk menjadikan Kaori sebagai bahan lelucon, dengan kalimat “waifu kok mati” atau “waifu kok mayat”.

Miyazono Kaori dan Arima Kousei, courtesy of Wallpaper Crafter

Sulit mengatakan mengapa Kaori menjadi karakter yang aktif dibicarakan. Dapat dikatakan, Miyazono Kaori menjadi karakter yang tetap bertahan di tengah serbuan waifu musiman yang terus bermunculan setiap season.

Hal tersebut merupakan hasil tingkah polah para wibu yang aktif berinteraksi di berbagai platform media sosial dan komunitas. Tindakan mereka, terutama trolling untuk mendulang emosi sesama wibu yang dituangkan dalam berbagai meme, baik gambar maupun video, semakin menggemakan nama Kaori di ranah per-wibu-an Indonesia.

Dapat dikatakan, interaksi antara seorang insan manusia dengan waifu pilihan mereka bisa sangat intens atau bisa seperti sepah yang dibuang. Ada orang yang menjadikan satu karakter menjadi soulmate, bagian dari jiwa dan perjalanan hidup mereka. Ada juga yang melakukan “gonta-ganti” waifu mereka tiap musim anime baru, menciptakan harem penuh dengan karakter yang dirasa menarik minat mereka.

Miyazono Kaori dan Arima Kousei, courtesy of Dunia Games

Miyazono Kaori, bisa dikatakan, mengalami perubahan pemaknaan. Semula, perdebatan akan sosok Kaori sebatas penonton Your Lie in April, antara orang yang menjadikan Kaori sebagai waifu dengan orang yang ingin melakukan trolling terhadap mereka. Saat ini, Kaori menjadi penanda, tidak hanya bagi penggemar Kaori, tetapi juga bagi mereka yang ingin bermain-main dengan para wibu dan koboi di internet. Pemaknaan ini, sedikit banyak, akan terus bertahan atau berubah menuju pola baru, yang sedikit banyak harus siap-siap dihadapi bagi mereka yang menjadikan Kaori sebagai waifu mereka.

Bagi yang mendalami sosok Kaori dalam hal bagaimana ia berperan dalam memberikan kehidupan dalam benak Kousei, dan belajar dari hal tersebut, itu merupakan sesuatu yang patut dipertahankan. Dan, bagi mereka yang menjadikan Kaori sebagai soulmate, lebih dari sekadar waifu musiman, anda semua dapat belajar dari perjalanan seorang Miyazono Kaori.

Putu Prima Cahyadi
Facebook : Prima Cahyadi
Email : prima.cahyadi.p@mail.ugm.ac.id

Written By

Lich King (Editor) at Monster Journal.
Mostly writing about social and culture.
Also managing a site and community related to history.
Used to work as a journalist. Now working as a history teacher.

(prima.cahyadi.p@mail.ugm.ac.id)

More From Author

Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
nimabi
11 months ago

Thank you very much for sharing, I learned a lot from your article. Very cool. Thanks. nimabi

You May Also Like